SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Milan— Bagaikan sebuah kisah klasik pendekar bela diri, laga final Liga Champions musim ini akan mempertandingkan seorang murid melawan gurunya. Jose Mourinho pelatih Inter Milan melawan Louis van Gaal pelatih Barcelona.

Mourinho sempat menjadi asisten pelatih Louis van Gaal dari tahun 1997 hingga 2000 di Barcelona. Dan, bersama Van Gaal pula Mourinho mengembangkan taktik andalannya, yang mengutamakan pada penguasaan bola.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Melalui UEFA.com, Selasa (18/5), Mourinho pun mengakui jasa pelatih asal Belanda itu, “Suatu ketika saya bilang saya ingin kembali ke Portugal untuk menjadi asisten di Benfica, ia bilang, jangan pergi’.”

“Bilang Benfica, jika mereka mau merekrutmu sebagai pelatih, kamu akan menerima, tetapi jika mereka hanya ingin kamu sebagai asisten, kamu akan memilih tetap di sini,” kenang The Special One.

Mourinho pun bersyukur menuruti kata-kata Van Gaal. “Ia sangat percaya diri dan itu penting bagi pelatih muda seperti saya saat itu. Dalam sebuah laga uji coba, ia memberi saya kesempatan menangani tim. Ia bilang. ‘saya akan duduk di bangku penonton, kamu tangani tim,’ jadi dia sangat berpengaruh dalam perkembangan saya.”

Sang guru pun mengakui potensi muridnya. Namun jelang laga sarat gengsi ini, Van Gaal menegaskan perbedaan gaya melatihnya, yang masih lebih sempurna dibandingkan gaya Mourinho.

“Dulu dia sangat sederhana. Saya senang dengan perkembangannya. Menjadi pribadi yang seperti sekarang ini. Saya sadar akan semangatnya, ia juga sadar saya berusaha mengembangkannya. Saya rasa saya memberinya sedikit pelajaran. Dengan cepat ia bisa memahami pertandingan,” terang pelatih asal Belanda itu.

Tetapi menurut pelatih yang membawa Barcelona meraih dua gelar berturut-turut di dua tahun pertamanya itu, ada perbedaan antara gaya Mourinho dan gayanya. “Dia melatih untuk merebut kemenangan. Saya melatih untuk merebut kemenangan dengan permainan cantik. Cara saya lebih sulit.”

Keduanya sama-sama pernah memenangkan Liga Champions, Van Gaal bersama Ajax tahun 1995 sementara Mourinho bersama Porto tahun 2004. Di Madrid nanti, salah satunya akan berpeluang menjadi pelatih ketiga, setelah Ernst Happel dan Otmar Hitzfield, yang pernah membawa dua klub berbeda merebut trofi Champions.

“Cepat atau lambat, saya akan bergabung dalam grup tersebut, karena saya masih muda,” ujar Mou. “Tetapi saya ingin merebutnya sekarang daripada dua tahun lagi. Bukan karena saya mengejar gengsi, tetapi karena saya ingin meraihnya bersama pemain ini, klub ini dan suporternya. Saya ingin meraihnya sekarang karena Inter sudah lama tak merasakannya.”

inilah/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya