SOLOPOS.COM - Seorang pengendara motor nekat menerjang banjir underpass Makamhaji, Senin (27/4/2015) pagi. (Twitter.com/@SoloposFM/@damar_thesoul)

Motor Matic rawan terendam banjir. Hal ini dikarenakan jarak antara saringan udara dan aspal maupun genangan air tidak terlalu jauh. Untuk itu perhatikan beberapa hal ini

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Harianjogja.com, JAKARTA — Memasuki awal Desember, secara perlahan seluruh wilayah Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan akan berlangsung hingga Februari 2016 dengan puncaknya pada Desember 2015 dan Januari 2016.

Tingginya curah hujan membuat banyak wilayah terkena banjir, tidak terkecuali Jakarta dan sekitarnya serta berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Terkait memasuki musim hujan, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memberikan beberapa tips jitu ketika motor, terutama matik terpaksa menerjang atau terendam banjir.

“Jika motor melewati banjir dengan ketinggian mencapai saringan udara , kemungkinan air masuk kedalam mesin bisa terjadi. Segera datang ke bengkel untuk cek kondisi mesin,” buka Ridwan Arifin, Service – Education YIMM, seperti dikutip dari Otosia, Selasa (22/12/2015).

Selanjutnya, Ridwan Arifin memberi beberapa poin penting ketika motor matik, khususnya Yamaha terkena genangan air. Berikut kiat yang diberikan:

1. Motor jangan distarter/kick starter karena akan menyebabkan connecting rod bengkok

2. Lepas busi terlebih dahulu, baru kemudian distarter untuk mengeluarkan air di ruang bakar. Air di dalam knalpot Yamaha akan keluar melalui lubang pembuangan air

3. Pastikan oli di dalam mesin tidak tercampur air dengan menguras oli mesin dan mengganti filter oli. Perlu diketahui, oli yang tercampur air akan berubah warna menjadi seperti susu/milky. Ulangi lagi atau lakukan sampai oli tidak tercampur lagi dengan air.

4. Pastikan di dalam box filter udara/filter udara tidak terdapat air. Untuk keadaan darurat filter udara dapat dilepas, dan sebaiknya ganti dengan yang baru.

5. Pastikan ruang CVT tidak terdapat air dengan melepas selang indicator/selang pembuangan CVT pada bagian bawah dan melepas filter CVT. Ruang CVT harus selalu kering untuk menghindari selip pada belt CVT dan karat pada area CVT.

6. Pastikan oli gear transmisi tidak tercampur air dengan menguras oli mesin. Sebab oli yang tercampur air akan berubah warna menjadi seperti susu. Kebanyakan orang lupa untuk memeriksa bagian oli transmisi, karena jika tidak diperiksa biasanya akan menyebabkan suara mendengung (humming) pada bagian gear ratio.

7. Lakukan perawatan/tune up. Bersihkan busi dan keringkan, ganti jika sudah waktunya, lakukan penyetelan klep, membersihkan throttle body/karburator dan lain-lain.

8. Jika motor sudah normal/ hidup, cek kompresi dengan menggunakan kompresi gauge untuk memastikan tidak terjadi kebocoran kompresi pada mesin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya