SOLOPOS.COM - aksi para pembalap di MotoGP yang digelar di Sirkuit Jerez, Spanyol (Reuters)

MotoGP menjadi ajang yang sulit ditembus oleh pembalap asal Indonesia. Berikut alasan sulitnya menembus ajang balapan roda paling kompetitif tersebut.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

 

Harianjogja.com, BURIRAM — Indonesia memiliki pebalap-pebalap potensi dan memiliki keahlian yang cukup baik di atas lintasan sirkuit. Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada yang mampu menembus kelas MotoGP.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal Indonesia bakal menjadi tuan rumah MotoGP 2017-2019. Ini bisa jadi sebuah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Baik itu untuk pebalap maupun tim.

Memang pernah ada dua pebalap Indonesia yang tampil di ajang balapan motor, namun mentok di kelas 250cc/Moto2, yakni Doni Tata Pradita dan Rafid Topan dan kini namanya mengihilang begitu saja.

“Secara antusias dan harapan jika MotoGP 2017 dapat dilaksanakan di Indonesia tentu sangat baik. Sebab, animo masyarakat terhadap aktivitas ini nyatanya sangat besar,” kata Senior manager? Safety Riding & Motor Sports, Anggono Iriawan?.

“MotoGP adalah puncak kejuaraan balap motor. Bagi AHRT sebagai tim tentunya dengan skema pembinaan yang berjalan sekarang dapat mewujudkan harapan anak Indonesia untuk mengikuti World Grand Prix dengan kompetisi serta dapat mengharumkan nama banga di kancah internasional,” lanjutnya.

Sayangnya hingga saat ini belum ada pebalap-pebalap Indonesia yang mampu menembus kerasnya persaingan balap motor dunia itu. Termasuk pebalap muda binaan Astra Honda Racing Team.

Menurut Anggono, salah satu faktor yang menyebabkan itu adalah perbedaan budaya dari individu pebalap itu sendiri.

“Dari 18 seri MotoGP, 12 seri diantaranya ada di benua Eropa. Dari 12 seri itu pula empat diantaranya digelar di Spanyol. Jadi secara budaya alam komunikasi, pengetahuan teknologi atau motor sirkuit harus bisa beradaptasi dengan mereka. Artinya pebalap tidak cukup hanya potensi dan talenta saja, tetapi harus terbiasa dengan atmosfer iklim kompetisi di sana,” Anggono menambahkan.

Kendati begitu pihaknya sudah mulai mencari solusi untuk pebalap asuhan AHM guna meminimalisir kendala tersebut. Salah satunya dengan mengirimkan pebalapnya di ajang CEV Spanish Moto3.

“Seperti Andi Gilang Farid Izdihar dan Dimas Ekky Pratama, ikut CEV Spanish Moto3 dan Moto2.”

Menyoal target kapan Indonesia bisa tembus MotoGP. Anggono enggan berspekulasi. ?”Balik lagi Astra Honda menyiapkan tangganya, nanti rider yang akan menjawab dengan kemampuan balap mencapai titik itu.”. ?

“Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Honda Motor dan HRC Jepang. Sebab, target kami bukan wild card tapi sebagai peserta reguler,” tutup Anggono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya