SOLOPOS.COM - Marquez saat melakukan kesalahan memasuki pit-stop di putaran 11. (JIBI/Reuters)

Solopos.com, PHILIP ISLAND — Meski menerima hukuman yang dijatuhkan, Marc Marquez menyebut sanksi diskualifikasi yang dia dapat di MotoGP Australia terlalu berat. Pada awalnya, dia malah tak tahu telah bersalah melanggar aturan.

“Hukumannya, mungkin itu terlalu berat, tapi pada akhirnya itulah keputusan yang dibuat. Saya pikir mungkin dijatuhi hukuman yang lain, mungkin (penalti) beberapa detik atau ride-through penalty,” kata Marquez mengomentari diskualifikasi yang dia terima di MotoGP Australia di Crash seperti dikutip detiksport.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Race Direction menerapkan beberapa regulasi baru di MotoGP Australia, Minggu (20/10/2013) siang WIB. Selain mewajibkan pebalap mengganti motor di lap sembilan atau 10, balapan juga dipangkas dari sebelumnya berjumlah 27 putaran menjadi tinggal 19 lap saja. Selain itu, zona speed limit menjelang dan selepas pitlane juga diperpanjang.

Seluruh aturan tersebut diberlakukan khusus di Sirkuit Phillip Island terkait masalah pada ban Bridgestone. Pabrikan ban tersebut tak berani menjamin ban yang mereka siapkan bisa bertahan lebih dari 10 lap, lantaran lintasan sirkuit baru saja diaspal ulang.

Adalah Marc Marquez bernasib sial dengan aturan-aturan tersebut. Karena masuk pit dan mengganti motor baru di lap 11, pemuncak klasemen pebalap itu dikibari bendera hitam dan diharuskan langsung meninggalkan lintasan lantaran kena diskualifikasi.

“Kami membuat kesalahan besar dalam rencana balapan. (Balapan) itu memunculkan kebingungan besar karena kami pikir kami bisa melakukannya (masuk pit sebelum akhir lap 11) dan saya mengikuti apa yang tim katakan melalui pitboard. Dan saat mereka bilang ‘box’ saya masuk (pit stop), tapi itu sudah terlambat. Kami pikir masih memungkinkan melaju di lap itu. Tapi kini kami belajar dari hal tersebut dan sekarang fokus ke Jepang,” lanjut dia.

“Itu (keputusan) seluruh tim jadi Anda tidak bisa menyalahkan satu orang. Kami membuat rencana bersama dengan tiga atau empat orang bersama. Masalah terbesarnya adalah kami pikir masih bisa masuk pit pada lap itu.”

“Hal positifnya adalah kami berada di sana dan berjuang untuk kemenangan. Saat saya melihat bendera hitam dan (angka) 93 itu sulit untuk dipahami. Saya pikir saya terlalu cepat saat masuk pit atau mungkin saya melewati garis putih saat keluar pit,” tambah rider 20 tahun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya