SOLOPOS.COM - Jeremy Burgess (JIBI/Solopos/Crash.net).

Solopos.com, SHIZOUKA – Berbicara tentang sosok Jeremy Burgess memang tak bisa lepas dari nama Valentino Rossi. Pasalnya, dalam hampir seluruh karier balap juara dunia tujuh kali MotoGP itu ia percayakan kepada mekanik andal asal Australia itu. Burgess merupakan tokoh penting di balik kesuksesan Rossi di arena balap sejak di kelas 500cc hingga MotoGP.

Keduanya berjumpa di era 2000-an. Saat itu, pembalap Italia itu tengah dipinang Honda. Rossi pun mengajukan sarat agar Burgess membantunya yang ketika itu ia debut di kelas 500 cc. Setidaknya sudah 13 tahun mekanik 60 tahun itu mendampingi The Doctor kemana pun ia pergi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan tangan dinginnya, ia berperan besar mengantarkan Rossi meraih gelar juara dunia. Namun, sosok berkarisma itu akhirnya memutuskan pensiun karena faktor usia. Burgess merasa tak sanggup lagi mengikuti sepak terjang Rossi sebagai seorang pembalap yang mengharuskannya melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara di dunia.

Namun, Rossi bukanlah satu-satunya pembalap yang sukses ditangani. Jauh sebelum pembalap MotoGP terbaik sepanjang masa ini berkecimpung di dunia balap, Burgess sudah lebih dulu punya nama. Ia tercatat pernah mengotaki beberapa pembalap yang juga membukukan berbagai gelar juara. Di samping itu, mekanik kawakan ini berperan penting dalam beberapa kemenangan para pembalap dunia.

Dilansir Crash.net, Kamis (28/11/2013) WIB, Burgess datang ke Honda dengan menjadi chief mekanik bagi pembalap Inggris, Ron Haslam. Di musim 1985, ia kemudian menangani Freddie Spencer bersama mekanik Jepang, Erv Kanemoto. Di tahun yang sama, Spencer memenangi gelar juara dunia 250 cc dan 500 cc. Ini merupakan kali pertama bagi Burgess menyiapkan motor juara dunia.

Pada 1986, Burgess dipromosikan menangani pembalap Australia, Wayne Gardner yang akhir meraih gelar juara pada musim balap tahun 1987. Kesuksesannya sebagai mekanik mulai teruji hingga kemudian bekerja sama dengan Mick Doohan. Doohan pun melesat dan berjaya pada 1994 dan 1988. Meski lalu pembalap kompatriotnya itu akhirnya pensiun karena cedera pada 1999.

Mekanik kelahiran Adelaide ini sempat berpikir untuk berhenti seiring dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi di lintasan balap. Ia mengaku tak ingin lagi menyaksikan crash yang menelan banyak korban jiwa itu. Namun, pemikirannya berubah saat Rossi datang ke Honda dan memintanya menjadi crew chief untuknya.

Maka yang terjadi adalah penjelmaan Rossi menjadi salah satu pembalap terbaik di dunia dimulai. Burgess membantunya sejak di kelas 500 cc dan membawanya meraih lima kali juara dunia berturut-turut sejak 2001 hingga 2005.

Kemanapun Rossi pergi, Burgess selalu ada. Hal itu dibuktikan saat pembalap Italia itu pindah ke Yamaha pada 2004. Berpindah ke tim baru sangatlah berbeda terutama soal mesin. Akan tetapi, aksi Rossi yang garang di lintasan berpadu dengan tangan terampil Burgess pada urusan motor membuat Yamaha bertransformasi menjadi tim pabrikan yang mendulang sukses besar. Bahkan, ketika sang juara itu berlabuh ke Ducati, ia tetap mendampingi. Meski ia harus menerima kenyataan bahwa produk Ducati tak sesuai harapannya.

Di awal 2013 ia lagi-lagi mengekor Rossi kembali pulang ke garasi Yamaha. Namun, ini menjadi perjalanan terakhirnya sebagai mekanik MotoGP. Burgess merasa sudah saatnya untuk berhenti dan menetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya