SOLOPOS.COM - Calon Haji asal Grobogan, Suwardi usia 79 tahun di Gedung Jeddah Embarkasi Solo, Selasa (23/5/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, SOLO —Ada bermacam-macam hal yang melatarbelakangi seseorang untuk menuju tanah suci. Misalnya warga dari Kabupaten Grobogan, ada yang berangkat haji karena mengalami kegagalan saat mencalonkan diri sebagai kepala desa (kepala desa). Ada juga yang merupakan sebuah hadiah dari orang tua karena prestasinya.

Kegagalan menjadi kades dialami oleh Suwardi, seorang kakek usia 79 tahun asal Kedungjati Kabupaten Grobogan menjadi salah satu Calhaj yang berangkat pada 2023.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat ditemui Solopos.com di Gedung Jeddah Embarkasi Solo pada Selasa (23/5/2023) pagi, Suwardi mengenakan atasan batik yang dirangkap jaket. Lalu, mengenakan peci dan celana berwarna putih. lehernya dibalut syal warna merah sama seperti peserta lain sebagai identitas penanda.

Suwardi mengaku sudah menantikan momentum ini sejak lama. Mempunyai tiga anak dan empat cucu tidak menghalangi niatnya berangkat ke tanah suci. Suwardi sudah mengumpulkan uang sejak 2011 lalu, atau sekitar 12 tahun silam.

Saat ditanya, Suwardi pun mengaku baru kali pertama ini berangkat ke tanah suci. Ia mengumpulkan uang dari hasil tani seperti jagung, padi dan menjual tanah.

“Opo nduwekku tak dol, Rp26 juta untuk daftar haji pada 2011, ditambah pelunasan Rp11 juta kemarin,” terang dia.

Suwardi menceritakan dirinya pernah punya rezeki berlebih pada 1985. Uang tersebut digunakannya untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa (kades).

“Waktu itu saya terburu-buru, ibaratnya gandrung kapirangu,” jelas dia.

Tak bernasib baik, Suwardi gagal dan tidak terpilih sebagai kades. Kemudian, ia menyesal kenapa uangnya tidak untuk haji saja.

Padahal sebelumnya, sang istri sudah menyarankan agar uangnya digunakan untuk naik haji saja daripada untuk mencalonkan diri sebagai kades.

“Ini mumpung ada kesempatan, setelah kegagalan itu hati saya terketuk, dan mulai berniat mengumpulkan uang sampai bisa mendaftar haji pada 2011,” terang dia.

Jadwal haji Suwardi sempat tertunda saat Covid-19. Dan saat ini ia bersyukur bisa berangkat menuju tanah suci setelah bersabar dalam penantian sekian lamanya.

Berbeda dengan Suwardi yang gagal menjadi kades, Ahmad Chadiqunnuha usia 29 tahun sudah mendaftarkan haji sejak usia 17 tahun. Ahmad mengatakan, dirinya bisa naik haji di usianya saat ini bukan dari hasil menabung.

Namun, ia didaftarkan naik haji pada 2011 lalu oleh kedua orang tuanya sebagai hadiah.

“Karena saya bisa menghafal Al Biah dan Dholalah, kan saya dulu mondok, karena bisa hafal itu, sama orang tua didaftarkan naik haji,” ungkap dia saat ditemui di lokasi yang sama.

Menunggu selama 13 tahun, Ahmad kala itu masih menjadi santri di pondok pesantren Al Falah Ploso saat didaftarkan haji oleh kedua orangtuanya.

“Bisa berangkat haji, rasanya tidak karuan, ya bahagia karena menjadi salah satu dari sekian juta yang mendapat kenikmatan haji, sedih juga karena meninggalkan anak istri di rumah,” terang dia.

Suwardi dan Ahmad dijadwalkan akan berangkat bersama rombongan kloter satu pada Rabu (24/5/2023) pukul 00.30 WIB. Rombongannya menjadi kloter pertama yang diberangkatkan dari Bandara Adi Soemarmo menuju tanah suci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya