SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Ada cerita pelik dalam keluarga Aulia Kesuma, otak pembunuhan terhadap suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili, 54, dan anak tirinya M. Adi Pradana alias Dana, 23. Istri muda Edi tersebut akhirnya buka suara dan mencoba menjelaskan ihwal pembunuhan sadis berencana bermotif utang dan harta.

Persoalan utang memang menjadi pemicu, namun rupanya ada hal lain yang benar-benar membuatnya senekat itu. Pada Selasa (3/9/2019), Aulia dihadapkan ke sejumlah awak media di Polda Metro Jaya. Namun tak semua awak media dapat meliput Aulia pagi tadi.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Tercatat, hanya tiga media online yang dapat bertatap langsung dengan Aulia. Oleh karenanya, awak media lain hanya dapat menitip pertanyaan untuk Aulia. Aulia hadir dengan mengenakan rompi tahanan berwarna orange mulai bercerita. Namun, parasnya tertutup oleh masker.

Singkat cerita, dilansir Suara.com, Edi meminta Aulia untuk segera melunasi utang. Mirisnya, Aulia malah dituding membawa sial bagi hidup Edi. Kecewa, Aulia kemudian merencanakan aksinya tersebut.

“Saya melakukan pembunuhan ini terutama karena masalah utang. Utangnya memang senilai Rp10 miliar dari dua bank. Pak Edi tahu masalah itu, tapi dia minta saya untuk menyelesaikan utang itu selama 5 tahun,” ujarnya.

“Dia tidak mau tahu gimana caranya, dia pernah bilang sama saya, dia sial nikah sama saya karena asetnya bakal tersita,” kata Aulia.

Perkara utang senilai Rp10 miliar membuat Aulia harus memutar otak. Musababnya, dalam beberapa bulan terakhir Aulia harus membayar utang memakai kartu kredit pribadinya.

Tak sampai itu, mobil sang anak, Geovani Kelvin — yang statusnya kerap berubah dari pihak kepolisian (semula disebut anak, tapi belakangan disebut keponakan Aulia) — sempat digadai. Upaya menyelesaikan utang terus dilakukan oleh Aulia.

“Terus saya pinjam uang ke kakak saya supaya rumah itu tidak sampai tergadai,” sambungnya.

Utang yang melilit Aulia terjadi mulai 2013. Uang senilai Rp10 miliar itu dia pinjam dengan jenjang berkala. Utang pertama senilai Rp700 juta yang dia pinjam dari Bank Mandiri untuk keperluan usaha restoran.

Namun bisnis kuliner Aulia tak berjalan mulus. Bukan pemasukan besar yang ia dapat, malah pengeluaran yang membengkak yang ia terima.

Aulia mengakui, jika utang di bank tersebut atas nama dirinya. Pasalnya nama Edi sudah masuk blacklist oleh pihak bank dan tidak bisa melakukan peminjaman. “Utangnya atas nama saya, karena Pak Edi tidak bisa mengajukan pengajuan bank karena namanya sudah di-blacklist di bank,” ujar Aulia.

Padahal, kata Aulia, usaha restoran itu merupakan permintaan dari suaminya, Edi. Akhirnya, nama Aulia masuk sebagai peminjam uang karena nama Edi telah masuk daftar hitam.

Aulia kemudian kembali mengajukan utang senilai Rp1,3 miliar di bank yang sama. Selanjutnya, dia kembali berutang di Indonesian Finance dan mendapatkan Rp2,5 miliar. Namun utang terakhir itu langsung habis untuk membayar bunga pinjaman sebelumnya.

“Setelah itu pindah ke MMC, itu langsung enggak bisa bayar juga karena sudah enggak ada penghasilan,” jelasnya.

Lebih jauh, Aulia menyebut suaminya ogah bekerja. Edi lebih senang kongkow bareng teman sepermainannya ketimbang bekerja dan menafkahi keluarga.

“Ya iyalah setiap hari dia duduk manis di rumah, dia makan, dia pegang handphone. Dia ke sana ke sini sama teman-temannya, itu hasil dari mana?,” tutup Aulia.

Barang bukti diperlihatkan petugas saat rilis kasus pembunuhan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (2/9/2019). (Suara.com/Arya Manggala)

Dalam kasus pembunuhan sadis ini, Aulia dan anaknya, KV alias Kelvin, sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Dari pengembangan kasus ini, polisi juga telah menangkap dua dari empat pembunuhan bayaran yang disewa Aulia untuk menghabisi suami dan anak tirinya.

Mereka adalah Kusmawanto Agus dan Muhammad Nur Sahid yang ditangkap di Lampung pada Selasa (27/8/2019) lalu.

Belakangan, terungkap motif pembunuhan yang digagas oleh Aulia. Selain terlilit utang, motif pembunuhan ditengarai lantaran Aulia hendak menguasai harta sang suami. Istri kedua Edi itu menjanjikan uang kepada para eksekutor sebesar Rp500 juta agar bisa menghabisi nyawa suami dan anak tirinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya