SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Sebuah mortir seberat 1,5 kilogram yang diduga merupakan peninggalan Perang Dunia II, diledakkan di lapangan Sanun, Kecamatan Sentolo, Rabu (26/10).

Meski telah berusia ratusan tahun, namun mortir yang berdiameter lima sentimeter dan panjang 20 sentimeter serta tergolong high explosive tersebut masih aktif. ”Terbukti bahan peledak yang ada di dalamnya langsung terpicu oleh alat yang kami pasang saat peledakan tadi,” tegas Iptu Suripto, Waka Sub Detasemen Gegana Sat Brimob Polda DIY seusai peledakan.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Menurut dia, mortir tersebut bukan termasuk bom yang ditujukan untuk membunuh orang per orang, melainkan berdasarkan fungsinya, mortir tersebut tergolong peledak lontar yang memang ditujukan sebagai perusak material, seperti bangunan, atau pasukan.

Mortir tersebut memiliki daya ledak dengan radius minimal 30 meter. ”Karena memang fungsinya untuk meledakkan bangunan,” tukasnya.

Kanitreskrim Polsek Sentolo AKP Rubingun mengatakan, mortir tersebut dibawa ke polsek oleh Ngatijan, salah seorang anggota Koramil Sentolo Senin (25/10) sekitar pukul 17.00 WIB.

Menurut pengakuan Ngatikan, mortir tersebut ditemukan di proyek pembangunan pondasi rumah milik Bahrowi di dusun Ploso Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo. ”Mortir itu ditemukan saat warga membangun pondasi rumah,” tukasnya.

Saat ditemukan pertama kali, mortir tersebut berada di bawah lapisan tanah dengan kedalaman kurang lebih sekitar 15 cm dari permukaan tanah. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya