SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MAGELANG — Event Moro Borobudur 2021 Festival Seni Musikal Kontemporer diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan pentas seni ini bakal dijadikan acuan atau template tentang penyelenggaraan event pertunjukan seni, budaya dan gelaran wisata yang berdampingan dengan pandemi Covid-19.

Ketua Forum Rembuk Klaster Pariwisata Borobudur, Kirno Prasojo, mengatakan pandemi Covid-19 tidak menenggelamkan pariwisata di Candi Borobudur. Suksenya penyelenggaraan Moro Borobudur 2021 membuktikan bila pariwisata dan event pertunjukan tetap bergeliat di masa pandemi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Moro Borobudur 2021 Buktikan Pariwisata Tetap Bergeliat di Masa Pandemi

Penerapan protokol kesehatan, kata dia, menjadi kunci suksesnya pelaksanaan Moro Borobudur 2021. Oleh sebab itu, kata dia, Moro Borobudur 2021 menjadi acuan dalam pelaksanaan event pertunjukan seni, budaya dan gelaran wisata di masa pandemi Covid-19.

Ekspedisi Mudik 2024

“Memajukan pariwisata tidak bisa sendiri. Memajukan pariwisata perlu dukungan banyak pihak, termasuk para pelaku wisata. Kita berharap ini menjadi event tahunan. Pada 2022, bila suasana sudah lebih baik, kita bisa buat event yang lebih hebat lagi. Setiap tahun harus ada perubahan dan peningkatan,” ujarnya.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmad, mengajak semua elemen masyarakat, terutama pelaku wisata di Jawa Tengah untuk optimis bisa melewati masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Sertifikat CHSE dan Penerapannya dalam Industri Pariwisata Jateng

Sinoeng mengapresiasi panitia yang menyelenggarakan Moro Borobudur 2021 dengan penerapan protokol kesehatan. Walau tidak bisa disaksikan langsung oleh masyarakat, pentas seni ini bisa disaksikan melalui livestreaming di akun Youtube Visit Jateng.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh pada protokol kesehatan. Melandainya kasus Covid-19 akhir-akhir ini, kata dia, bukan berarti masyarakat bisa berbuat seenaknya.

“Pandemi masih ada pertaruhan. Apakah kerja keras kita dalam melaksanakan prokes sudah berhasil? Nanti dulu. Kita tetap harus bisa mengendalikan diri. Disporapar tidak akan pernah bosen mengingatkan. Jangan berhenti untuk mengedukasi masyarakat untuk patuh prokes. Indikatornya nanti akan terlihat pada libur Natal dan Tahun Baru,” ucapnya.

Baca Juga: Lari Keliling Borobudur 30 Putaran, Pecahkan Rekor Dunia Solo Marathon

Saat membuka Moro Borobudur 2021 Festival Seni Musikal Kontemporer di Balkondes, Ngadiharjo, Magelang, yang disiarkan livestreaming di akun Youtube Visit Jawa Tengah, Sabtu (30/10/2021) malam, Sinoeng mengapresiasi kerja keras panitia dalam menyiapkan pentas seni di tengah pandemi Covid-19.

“Pariwisata terpuruk, terluka bahkan kewer-kewer, iya [betul]. Tapi ora sambat, melainkan tetap semangat. Setiap zaman punya tantangan dan sejarah yang tak pantas untuk dibanding-bandingkan,” ujar Sinoeng pada kesempatan itu.

Menurutnya, pandemi Covid-19 merupakan salah satu tantangan zaman yang harus dihadapi dengan semangat. “Hanya orang-orang yang bersemangat yang pantas bahagia. Tibo ora popo, tangi maneh. Sedih dan gembira itu hanya sementara. Yang tidak sementara itu rasa syukur dan semangat. Dalam kitab suci, kita sudah diingatkan, di balik kesulitan pasti ada kemudahan,” jelasnya.

Baca Juga: Sejumlah Event Besar bakal Digelar di Borobudur, Vaksinasi Dipercepat

Kepada semua peserta Festival Seni Musikal Kontemporer, Sinoeng berharap mereka menjawab keraguan banyak pihak dengan terus karya. “Terima kasih kepada panitia karena sudah memberi kesempatan kepada anak-anak muda untuk berkarya. Ini membuktikan mereka bukan kaum rebahan. Mereka tetap menampilkan karya sebagai jawaban atas keraguan,” papar Sinoeng.

Ketua Forum Rembuk Klaster Pariwisata Borobudur, Kirno Prasojo, mengatakan kegiatan itu sengaja melibatkan seniman milenial. Baik penyanyi maupun penari rata-rata masih berusia remaja. Menurutnya, hal itu selaras dengan upaya memajukan pariwisata di Candi Borobudur yang mengusung konsep pelestarian.

Moro Borobudur 2021 Festival Seni Musikal Kontemporer melibatkan seluruh pelaku wisata seperti VW tour, komunitas sepeda onthel, andong, pengrajin batik, peramu kopi, pengrajin tembikar, pengelola hotel, restoran dan lain-lain. Sejumlah seniman lukis, penari, penyanyi, musisi lokal dan lain-lain dilibatkan dalam kegiatan ini. Kegiatan ini dimeriahkan oleh Ndarboy Genk, Owah Gerr Band, kesenian topeng ireng, dan Wawin Lawra.

Baca Juga: Sertifikat CHSE dan Penerapannya dalam Industri Pariwisata Jateng

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya