SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p lang="zxx"><b>Solopos.com, SOLO &ndash;</b> Film yang mengisahkan sejarah memang masih jarang diproduksi. Namun, perlahan sejumlah sineas mulai menggagas film bergenre sejarah, seperti Hanung Bramantyo yang menggarap <i>Sultan Agung.</i></p><p lang="zxx">Film Sultan Agung yang diproduseri Mooryati Soedibyo diangkat dari sejarah Kerajaan Mataram. Wanita berusia 91 tahun itu menggagas <a href="http://entertainment.solopos.com/read/20180825/482/935955/-film-kolosal-sultan-agung-gaet-generasi-milenial">film <i>Sultan Agung</i></a><i> </i>karena ingin melestarikan sejarah. Menurutnya, generasi muda harus mengerti sejarah bangsa Indonesia yang selama ini sering dianggap sebagai dongeng belaka.</p><p lang="zxx">"Harus ada film yang menceritakan sejarah bangsa Indonesia. Kisah Sultan Agung terjadi sekitar 350 tahun lalu. Tapi, anak muda masa kini harus tahu tentang sejarah Sultan Agung yang tersohor," kata Mooryati Soedibyo dalam acara <i>Nonton Bareng </i>yang digelar PT Rosalia Indah Transport di XXI Solo Paragon, Sabtu (15/9/2018), siang.</p><p lang="zxx">Film yang dirilis pada 25 Agustus 2018 lalu menceritakan sosok Sultan Agung yang berjuang memerangi penjajah Belanda di Jawa. Raja dari Mataram itu memerintahkan rakyatnya berperang untuk menunjukkan jati diri bangsa Indonesia yang dipandang rendah oleh penjajah.</p><p lang="zxx">"Ini <i>real story. </i>Sejarah yang benar-benar terjadi. Tontonan ini sekaligus menjadi tuntunan bagi anak-anak muda," sambung Mooryati Soedibyo.</p><p lang="zxx">Selama 150 menit, penonton disuguhi sepenggal kisah perjuangan <a href="http://entertainment.solopos.com/read/20180309/482/901309/dikritik-putri-sultan-karena-salah-ukuran-motif-batik-film-sultan-agung-syuting-ulang">Sultan Agung</a> yang bernama asli Raden Mas Rangsang sebelum diangkat menjadi raja sampai memerintah Kerajaan Mataram. Sejak berusia 10 tahun dia dikirim ke padepokan di pelosok desa untuk menimba ilmu. Sang ayah mengirimnya ke sana untuk menempa diri menjadi seorang kesatria yang arif.</p><p lang="zxx">Setelah ayahnya meninggal, Raden Mas Rangsang diangkat menjadi Raja Mataram yang dikenal cerdik dan bijaksana. Dia tidak mau wilayah kekuasaannya diambil alih oleh penjajah Belanda. Oleh sebab itu, dia mengumpulkan rakyat Mataram dan mengirim mereka bertempur melawan penjajah.</p><p lang="zxx">Sayang, perang itu tidak membuahkan hasil yang baik karena pasukan Mataram kalah. Selama rakyatnya berperang, Sultan Agung kembali ke padepokan tempatnya menimba ilmu. Dia menggantikan gurunya yang telah meninggal untuk mengajar dan menghidupkan kembali padepokan tersebut. Menurutnya, rakyat Mataram tidak kalah dalam perang.</p><p lang="zxx">Sultan Agung menilai perang itu menjadi bukti kemenangan rakyat Mataram karena mereka berani melawan penjajah. Pergerakan rakyat Mataram melawan penjajah Belanda di bawah pimpinan Sultan Agung mengobarkan semangat raja-raja di wilayah lain untuk ikut berjuang. Itulah sekelumit kisah tentang Sultan Agung dalam <a href="http://semarang.solopos.com/read/20180730/515/930794/film-rembulan-tenggelam-di-wajahmu-ambil-gambar-di-semarang">film</a> yang dibintangi Putri Marino, Ario Bayu, Adinia Wirasti, Christine Hakim, Lukman Sardi, serta serta Anindya Kusuma Putri.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya