SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan), Bantul belum mendapat laporan terkait kerusakan pertanian

 

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Harianjogja.com, BANTUL-–Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan), Bantul belum mendapat laporan terkait kerusakan pertanian warga di Umbulsari, Srimartani, Piyungan.

Dikatakan oleh Sekretaris Diperpautkan, Bambang Pin Erwanto bahwa sejauh ini belum ada laporan terkait kerusakan tersebut. “Belum ada laporan sejauh ini dari masyarakat, namun kita upayakan survey atau lihat kondisi di lapangan nanti,” ujarnya.

Menurut Bambang nanti untuk tindakan lanjutan juga perlu kordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), DIY untuk mencari metode apa yang paling baik untuk mengusir monyet tersebut agar tidak merugikan petani.

Bambang mengatakan dalam pengusiran monyet ini tidak mudah menurutnya, jikalaupun diusir dengan racun atau senapan akan kasihan monyet tersebut. Salah satu cara yang efektif menurutnya dengan bunyi petasan.

“Berdasar pengalaman teman-teman di kebun buah Magunan yang sering dicuri monyet juga buah-buah disana, mengusir menggunakan petasan. Itu dirasa cukup efektif membuat takut, pasalnya jika dibiarkan menghabiskan buah juga,” katanya.

Namun menurutnya mengusir dengan petasan tersebut juga terbilang sulit, karena gerombolan monyet tersebut tahu waktu kapan daerah atau tanaman yang akan diambil sepi dari orang-orang.

Saat ini sendiri di Bantul kejadian serangan monyet atau hewan liar di Umbulsari tersebut baru pertama. Sebelumnya serangan-serangan yang merusak tanaman warga dari hewan yang paling banyak tikus di kecamatan Sedayu, namun juga telah teratasi.

Sebelumnya dikatakan oleh dukuh Umbulsari, Perwoto, para petani di daerahnya mengalami kerugian atau gagal panen akibat serangan monyet yang menghabiskan tanaman para petani. Dia menduga monyet tersebut berasal dari daerah Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul.

“Sepertinya dari Gunung Api Purba di Nglanggeran itu yang menghabiskan pertanian disini mulai dari pepaya, psiang, kacang tela, jumlahnya juga sampai ratusan monyet itu. Petani sekarang lebih memilih tidak menanam, kalaupun menanam memilih kira-kira yang tidak disukai monyet,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya