SOLOPOS.COM - Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro, meresmikan monumen TGP di halaman SMPN 2 Saradan, Kamis (3/2/2022). (Istimewa/Pemkab Madiun)

Solopos.com, MADIUNPemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun membangun Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) di halaman SMPN 2 Saradan. Pada zaman dahulu tempat tersebut merupakan markas TGP.

Monumen yang dihiasi ornamen menyerupai senjata dan sehelai bulu ini dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan sekaligus memperingati HUT ke-75 TGP.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Menurut sejarah, pada tahun 1949 lokasi yang kini menjadi sekolahan tersebut merupakan sebuah markas TGP. Pada 14 Juli 1949 di lokasi tersebut juga terjadi pertempuran hebat antara TGP melawan penjajah Belanda.

Baca juga: Jelajah Sejarah Madiun, Pelajar Berkunjung ke Bosch Bouw Hingga Penjara Kecil

Di monumen setinggi 6 meter ini tertulis sepenggal sejarah untuk menggambarkan kegigihan pejuang TGP saat mengusir penjajah Belanda.

Dalam monumen tersebut ada tulisan yang berbunyi “Di tempat ini, 14 Juli 1949, terjadi pertempuran hebat antara TGP dibantu masyarakat dan tokoh muslim melawan penjajah Belanda, pertempuran tersebut mengakibatkan gugurnya pemuda Sobagijo dan Suparno. Pertempuran tersebut mampu menewaskan 12 eskadon kavaleri Belanda dan hancurkan beberapa alat tempur Belanda.”

Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro, mengatakan monumen ini untuk menghormati pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan negara. Monumen ini juga bisa menjadi motivasi untuk berjuang di masa sekarang.

“Bentuk perjuangan sekarang bergeser, dulu melawan musuh, sekarang melawan kemiskinan menuju kesejahteraan,” kata dia saat meresmikan monumen TGP, Kamis (3/2/2022).

Baca juga: Monumen Kresek Madiun, Tempat Eksekusi Tawanan PKI yang Dulunya Perkampungan

Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing itu menyambut baik usulan Ketua Umum IKB Ex. TGP TNI Brigade XVII, Vonny Rahayu Pawaka, tentang Kabupaten Madiun menjadi Kabupaten Pejuang.

“Kalau tadi ada usulan Kabupaten Madiun menjadi Kabupaten Pejuang, saya butuh dibantu data-datanya, kalau ada datanya, insyaallah kita akan mempertimbangkan. Sehingga, nantinya tidak ada yang tidak terima. Itu yang saya harapkan,” kata Kaji Mbing.

Menurut dia, titik-titik perjuangan ini perlu diamankan. Hal ini karena Kabupaten Madiun pada tanggal 18 sampai 30 September 1948 sempat dijadikan basis pemberontakan dari Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso yang bukan orang Madiun. Namun, ironisnya hingga saat ini citra tersebut masih membayangi generasi sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya