SOLOPOS.COM - Suasana peresmian Monumen Perisai Pancasila pada 22 Oktober 1965 di tepi Sungai Bengawan Solo. (Istimewa/Dok. YKDP)

Yayasan Darma Pancasila selaku pembuat Monumen Perisai Pancasila meminta pihak terkait membuat replika monumen yang hilang.

Solopos.com, SOLO — Pengurus Yayasan Darma Pancasila (YDP) selaku pemrakarsa pembuatan Monumen Perisai Pancasila di Kedung Kopi, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, meminta pihak terkait membuat replika monumen pengingat korban kekejaman PKI tahun 1965 tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mereka menilai hal itu menjadi tanggung jawab Pemkot Solo dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3). Apalagi monumen itu sudah masuk daftar benda cagar budaya (BCB).

Monumen Perisai Pancasila diketahui “lenyap” pada Sabtu (23/12/2017). Teori paling kuat, hilangnya monumen itu disebabkan bangunan monumen tak kuat menahan terpaan air Sungai Bengawan Solo saat debitnya airnya tinggi.

Monumen itu dibuat Yayasan Darma Pancasila (YDP) Surakarta pada 22 Oktober 1965 untuk mengenang beberapa tokoh yang menjadi korban kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) di lokasi tersebut.

YDP kemudian menjadi beberapa yayasan sebagai badan peyelenggara pendidikan, salah satunya Yayasan Karya Dharma Pancasila (YKDP) sebagai penyelenggara STIE-AUB, STMIK AUB, dan Akademi Teknologi AUB Surakarta.

Ketua YKDP Surakarta, Anggoro Panji Nugroho, menjelaskan tokoh pendiri YDP Surakarta antara lain Dr. H.C. Toekodjo Martoarmojo (ketua), Badroen Broto Purwoko, H.S. Sumaryono, Maksum Hadisuwignyo, Sri Sadono, Jadiroen Warongkogoeno, Mardimin, dkk. Ia menjelaskan YDP dan YKDP didirikan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia.

Mereka sangat mencintai semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan dasar negara Pancasila sehingga semasa hidup tokoh tersebut mengabdikan diri untuk menegakkan NKRI dan Pancasila. (Baca: Sukarelawan Prihatin Monumen Perisai Pancasila Kritis)

“Monumen Perisai Pancasila yang dibangun merupakan wujud penghargaan untuk mengenang rekan-rekan seperjuangan mereka yang menjadi korban pada konflik politik PKI pada 1965. Monumen itu untuk menunjukkan rasa penghormatan kepada para pejuang dalam menegakkan ideologi Pancasila dan NKRI,” ungkapnya kepada Solopos.com, Kamis (28/12/2017).

Dalam perkembanganya, karena proses pengembangan wilayah dan pembangunan, Monumen Perisai Pancasila yang posisinya di badan Sungai Bengawan Solo tergerus air secara terus menerus. Hal itu membuat inti bangunan monumen rusak.

Ia mengatakan Monumen Perisai Pancasila sudah ditetapkan sebagai BCB sehingga tanggung jawab perawatan dan pemugaran berada di pundak Pemkot Solo dan BP3. YKDP yang merupakan tindak lanjut YDP bahkan tak punya wewenang jika ingin membangun ulang tanpa izin dari BP3.

“Karena monumen sekarang sudah lenyap, kami minta ada upaya tetap mempertahankan jejak sejarah di sana. Setidaknya, pihak terkait mulai membuat rencana membangun replika Monumen Perisai Pancasila,” terangnya.

Seandainya Pemkot Solo dan BP3 tak mau aktif, YKDP bakal membuat usulan untuk membangun replika monumen di lokasi yang lebih aman dari banjir. “Kami sudah memprediksi monumen itu akan tergerus manakala tanggul dibuat. Kami sudah berangan-angan agar Pemkot dan BP3 memindahnya. Sebelum rencana itu terlaksana, monumennya malah lenyap,” kata dia.

Di sisi lain, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sudah membuat rancangan replika Monumen Perisai Pancasila. Namun, Kepala BBWSBS Charisal Akdian Manu mengatakan rencana itu baru rencana sepihak. Dia belum berkonsultasi dengan Pemkot Solo dan BP3.

“Karena itu adalah BCB, gundukan tanah di sisi alur sungai belum kami apa-apakan. Kami masih menunggu waktu yang tepat untuk mengundang pihak-pihak berkepentingan membahas hal tersebut,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis.

Rancangan yang sudah mereka buat sangat berpotensi berubah sesuai pendapat dan regulasi yang berkembang. Dia ingin bukti sejarah di Kedung Kopi tetap lestari bagi generasi mendatang.

” Jika disetujui kami usulkan anggarannya pertengahan 2018 melalui alokasi anggaran dengan revisi pemanfaatan sisa lelang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya