Monumen Mastrip sedang dibenahi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Madiun.
Madiunpos.com, MADIUN – Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun tengah mebenahi infrastruktur bangunan Monumen Mastrip Eks. TNI Brigade 17 Detasemen 1 Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Jawa Timur (Jatim) yang terwakili dengan keberadaan patung Moeljadi di Jl. Mastrip, Kelurahan Klegen, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jatim.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Kasi Pemeliharaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Madiun, Thariq Megah, mengatakan renovasi infrastruktur bangunan Monumen Mastrip dilakukan bersamaan dengan proyek renovasi trotoar Jl. Mastrip. Bangunan patung Moeljadi, menurut dia, dahulu tertutup dengan daun dan dahan pepohonan di sekitar Monumen Mastrip.
Thariq mengatakan Monumen Mas Trip perlu direnovasi. “Kami mempunyai program pemeliharaan trotoar di Jl. Mastrip dan Jl. Abdul Rahman Saleh. Karena masih berada di lokasi trotoar tersebut, Monumen Mastrip ikut kami garap sejak pertengahan tahun ini. Monumen Mastrip dulu sangat berantakan,” kata Thariq saat berbincang dengan Madiunpos.com di sekitar Monumen Mas Trip, Selasa (10/11/2015).
Ruang Terbuka
Thariq menyebut DPU Kota Madiun merenovasi infrastruktur bangunan Monumen Mastrip tanpa mengubah bentuk patung Moeljadi dan batu prasasti. DPU Kota Madiun, menurut dia, hanya ingin menata bagian depan patung agar bisa dijadikan ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat. Thariq menyebut renovasi Monumen Mastrip berlangsung hingga Desember 2015.
“Kami merapikan kompleks Monumen Mastrip untuk bisa dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Monumen Mastrip juga dekat dengan Stadion Wilis yang kerap menjadi pusat kegiatan masyarakat. Kami cat ulang dan kami rapikan agar Monumen Mastrip ini juga bisa dikenal sebagai salah satu ikon di Kota Madiun,” ujar Thoriq.
Bukan Berperang
Berdasarkan pantauan Madiunpos.com, Monumen Patung Moeljadi dibangun atas nama teman-teman seperjuangan TRIP Jatim tepat pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November 1985. Monumen tersebut sebagai pengingat beberapa pasukan TRIP yang gugur, seperti Moeljadi, Seotopo, Soemadi, Djoewito, Joewono, Soegito, dan Ngadino.
Jangan kira para tentara pelajar itu gugur dalam peperangan melawan tentara kolonial sebagaimana banyak kisah kepahlawanan di kota lain. Mereka tewas dalam konflik internal bangsa yang disebut sebagai pemberontakan PKI Madiun, September 1948.