SOLOPOS.COM - Stefanus Feby Nugroho alias Warok mahasiswa Agroteknologi anggota Mapala UPN memanjat solo ke puncak kerucut kemudian mengibarkan bendera merah putih di puncak bangunan kerucut Museum Monjali, Kamis (29/6/2017). (JIBI/Harian Jogja/ Abdul Hamid Razak)

Mapala UPN “Veteran” Jogja mengibarkan bendera berukuran raksasa mengitari kerucut museum

Harianjogja.com, SLEMAN—Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UPN “Veteran” Jogja kembali mengibarkan bendera Merah Putih untuk memperingati peristiwa kembalinya Jogja ke pangkuan Ibu Pertiwi atau biasa disebut Jogja Kembali. Peringatan dilakukan dengan mengibarkan bendera di puncak Monumen Jogja Kembali (Monjali), Kamis (29/6/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi tersebut berbeda dengan tahun 2016 lalu. Pada peringatan setahun yang lalu, Mapala UPN “Veteran” Jogja mengibarkan bendera berukuran raksasa mengitari kerucut museum tersebut. “Tahun ini single fighter. Hanya satu anggota Mapala yang mengibarkan bendera di puncak museum,” kata Humas Mapala UPN Budi Fajarochman, Kamis.

Bendera yang dikibarkan berukuran tiga kali dua meter. Adapun, pemanjat kerucut Monjali bernama Stefanus Feby Nugroho alias Warok. Angkatan Mapala tahun XXVII. Mahasiswa Agroteknologi UPN itu memanjat solo ke puncak kerucut kemudian mengibarkan bendera.

Dia menjelaskan, dipilihnya peringatan peristiwa kembalinya Jogja ke Indonesia di Monjali karena lokasi itu merupakan tetenger (penanda) peristiwa bersejarah perjuangan NKRI. “Monumen ini dibangun segaris dengan sumbu imajiner, yakni Merapi, Tugu, Kraton Kasultanan dan Parangtritis [pantai selatan],” ungkap Budi.

Dia menjelaskan faktor alam yang diantisipasi suksesnya pemanjatan dan pengibaran terkait cuaca terpaan angin, kemiringan dinding kerucut dan ketinggian. Menurutnya, ada perbedaan memanjat di tebing terjal yang biasanya berupa dinding besar (big wall) dengan dinding kerucut yang licin. “Butuh teknis khusus,” ujarnya.

Monjali dibangun di Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik. Bangunan tersebut dibangun pada 29 Juni 1985 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Keberadaan monumen tersebut sebagai bentuk penghargaan terhadap para pejuang yang merebut kembali Jogja dari tangan penjajah pada 29 Juni 1949.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya