SOLOPOS.COM - Suasana taman setelah selesai proses renovasi di Monumen 45 Banjarsari, Solo, Kamis (25/2/2016). Warga menyayangkan tidak adanya fasilitas toilet umum serta air mancur di monumen tersebut yang jarang dihidupkan. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Monumen 45 Banjarsari, jalur pedestrian di Monumen Banjarsari bengkah.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah lantai di jalur pedestrian seputar air mancur Taman Monumen ’45 Banjarsari (Monjari) bengkah. Padahal revitalisasi taman yang menelan anggaran Rp3.346.681.000 itu baru rampung akhir 2015 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pengunjung Monjari, Suharno, 42, menyayangkan hasil pembangunan taman yang dibuka untuk umum sejak 23 Desember 2015 lalu. “Baru rampung dibangun akhir tahun lalu, masak lantainya yang dibuat dari batu alam sudah pecah-pecah. Ini menunjukkan kualitas pengerjaan proyek atau material asal-asalan,” terangnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (25/2) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut warga Gilingan yang rutin berolahraga di Monjari ini pengoperasian air mancur sebagai penghias taman juga tidak dimaksimalkan. “Jarang sekali saya melihat air mancurnya menyala. Paling dioperasikan dua pekan setelah peresmian,” katanya.

Pengunjung lain yang ditemui Solopos.com, Bagong, 46, juga menyayangkan hasil pembangunan taman yang sempat mengorbankan sebagian pohon untuk pembuatan jalur pedestrian itu. “Sayang sekali baru jadi lantainya sudah bengkah. Padahal kendaraan sudah dilarang masuk. Pengunjung juga cuma diperbolehkan masuk dari satu pintu,” keluhnya.

Meski menyayangkan kualitas pembangunan taman, Bagong mengapresiasi kebersihan taman yang rutin dibersihkan petugas itu. “Eman-eman taman sudah dibuat bagus, bersih, tapi lantainya sudah banyak yang rusak,” ujarnya.

Menanggapi keluhan warga, Sekretaris Komisi II DPRD Solo, Supriyanto, menyatakan bakal mengecek kondisi di lapangan dan mengonfirmasi dinas terkait.

“Kami akan komunikasikan ke DKP [Dinas Kebersihan dan Pertamanan]. Kalau masih dalam masa pemeliharaan, kontraktornya juga harus bertanggung jawab. Pekan depan kami akan sidak ke lokasi,” tegasnya.

Politikus Partai Demokrat ini menyebutkan batu alam sebagai material bahan bangunan idealnya memiliki daya tahan minimal lima tahun. “Batu alam itu umurnya paling tidak lima tahun. Apalagi ini baru jadi Desember lalu. Ini jadi bahan evaluasi kami karena ke depan bakal ada proyek pembangunan lanjutan di Monjari,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala DKP Solo Hasta Gunawan saat dikonfirmasi, Kamis siang, sedang tidak berada di kantornya karena tengah melaksanakan tugas studi banding pengelolaan sampah ke Manado.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya