SOLOPOS.COM - Kereta monorel (JIBI/SOLOPOS/dok)

Kereta monorel (JIBI/SOLOPOS/dok)

JAKARTA – Gubernur DKI Joko Widodo mengatakan pihaknya berkomitmen akan mempermudah proses pembangunan proyek monorel yang tengah digegas konsorsium BUMN yang dikoodinatori PT Adhi Karya Tbk.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Silahkan kalau mau memakai ruang terbuka hijau untuk monorel asal ada gantinya. Retribusi bisa diberi keringanan bahkan dihapus. Properti di jalur itu bisa diblok karena seperti di Hong Kong, keuntungan ada di situ,” kata Jokowi di sela-sela pertemuan pembahasan proyek monorel di kantor Kementerian Perhubungan, hari ini. Meski demikian, imbuhnya, Pemerintah Provinsi DKI akan sangat senang kalau tidak perlu mengeluarkan dana. Menurutnya, monorel ini harus terintegrasi dengan moda transportasi Jakarta, seperti kereta rel listrik, MRT, busway dan mengacu pada masterplan transportasi Jabodetabek.

Sekjen Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Ardiansyah mengatakan yang harus diutamakan dalam pembangunan monorel ini harus sesuai dengan masterplan sistem transportasi Jabodetabek agar berkesinambungan. “Jangan seperti yang sudah-sudah. Harus diperhatikan integrasinya dengan kendaraan umum penghubung monorel, jangan misalnya setelah turun monorel, yang ada mikrolet yang jelek, padahal target penumpang monorel adalah kalangan menengah yang biasanya membawa mobil,” tuturnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, pembenahan transportasi Jakarta terkait monorel ini harus secara keseluruhan. Nanti harus dilibatkan operator angkutan darat agar membuat sistem feeder untuk monorel. “Harus ada keterpaduan monorel dengan angkutan Organda,” katanya.

Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan perlu dukungan pemerintah untuk pembangunan proyek monorel khususnya adanya perpres untuk penugasan kepada konsorsium BUMN. Selain itu pemerintah juga diharapkan menyediakan lahan berikut hak guna bangunan untuk stasiun cawang, pembebasan semua pajak dan biaya retribusi terkait dengan pembangunan dan investasi monorel jalur ini.

Dengan adanya monorel, imbuhnya, akan terjadi penghematan BBM dari perpindahan moda. Yakni ada perpindahan dari 57.300 mobil, sehingga bisa menghemat 573.000 liter BBM/hari dengan asumsi satu mobil mengkonsumsi 10 liter BBM per hari. “Dengan mampu menghemat BBM 573.000 liter perhari, berarti dapat menghemat biaya Rp5 miliar per hari atau Rp1,5 triliun per tahun,” kata Kiswodarmawan.

Pada konsorsium BUMN ini, Adhi Karya menggandeng PT Jasa Marga, PT INTI, LEN dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Proyeksi Pembangunan Jaringan Monorel Jakarta

Tahap pembangunan: terdiri dari 3 tahap dengan total pengerjaan 124.125 km

Tahap I: 52.126 km terdiri dari

– Line 1A: Bekasi Timur-Cawang (18.138 km)

– Line 1B: Cibubur-Cawang (13.728 km).

– Line 2 : Cawang-Kuningan (11.690 km)

– Line 3 : Palmerah-Kuningan (8.570 km)

Tahap II: 44.800 km: Pulo Gabung-Kelapa Gading-Harmoni-Kali Ders-Bandara Soekarno Hatta

Tahap III: 27.200 km : terdiri dari

– Cibubur-Sentul (19.700 km)

– Bekasi Timur-Cikarang (7.400 km)

Biaya proyek: Rp7,32 triliun

Tarif sekitar Rp10.000-Rp15.000, terdiri dari:

– Bekasi Timur-Cawang Rp15.000

– Cibubur-Cawang Rp15.000

– Cawang-Kuningan Rp10.000



Sumber: PT Adhi Karya Tbk, Februari 2013

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya