SOLOPOS.COM - Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, bersama Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengunjungi salah satu stan UMKM desa damai saat digelar sarasehan di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Kamis (2/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Wahid Foundation bersama Kelompok Kerja (Pokja) Bina Damai Desa menggelar sarasehan serta peresmian women crisis center di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Kamis (2/2/2023).

Pada kesempatan itu, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, mengajak perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Denmark serta UN Women atau entitas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan melihat lebih dekat kondisi desa damai.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kegiatan digelar di Joglo Gema Jaya Park, Desa Gemblegan. Kegiatan itu juga menghadirkan UMKM dari tujuh desa damai se-Jawa Tengah. Selain perwakilan dari Kedubes Denmark serta UN Women, kegiatan itu dihadiri Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Di acara yang dihadiri Yenny Wahid dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama serta prasasti sebagai bukti sudah diresmikan women crisis center di Desa Gemblegan, Klaten,  sebagai ruang untuk perempuan agar merasa aman dan berdaya.

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, menjelaskan program desa damai bergulir diinisiasi untuk meneruskan cita-cita Gus Dur, menjadikan suatu negara yang adil, sejahtera, dan membuat nyaman hidup di dalamnya.

“Sebenarnya yang menjadi penopang bangsa itu desa. Dari desa kekuatan bangsa muncul. Maka potensi desa berusaha kami munculkan dengan mangajak masyarakat berbuat baik melalui program desa damai,” kata Yenny dalam pidatonya.

Ada empat pilar program desa damai. Pertama, pilar penguatan ekonomi. Pilar kedua pelatihan pencegahan konflik. “Sebenarnya masyarakat sudah tahu. Tetapi ada yang mengingatkan, maka dibuatkan mekanisme formal, ketika ada konflik bisa diatasi bersama,” kata Yenny.

Yenny menambahkan salah sumber itu konflik yaitu tidak mau menghargai perbedaan. “Inginnya menang sendiri. Ini yang mau dicegah sehingga diciptakan kelompok kerja agar desanya bisa tetap tenang,” jelas Yenny dalam acara di Klaten tersebut.

Penguatan Peran Perempuan

Pilar berikutnya yakni penguatan peran perempuan. Pertimbangan penguatan peran tersebut lantaran perempuan menjadi tiang negara. Pilar keempat yakni terkait perubahan iklim. Upaya untuk mengurangi pemanasan global yakni mengurangi sampah plastik serta penanaman pohon.

Deputi Head of Mission and Outrage Kedutaan Besar Denmark, Per Brixen, mengapresiasi Wahid Foundation, UN Women, dan Pemkab Klaten yang sudah berkolaborasi melaksanakan program desa damai serta membuat Women Crisis Center.

“Kami sangat mengapresiasi seluruh pihak yang melaksanakan program tersebut. Tujuan kami untuk melihat dan mendengarkan secara langsung bagaimana program ini berlangsung. Kami juga ingin tahu tentang program lingkungan hidup,” kata dia.

Di Klaten, ada empat desa damai yakni Desa Nglinggi di Kecamatan Klaten Selatan, Desa Jetis di Kecamatan Klaten Selatan, Desa Gemblegan di Kecamatan Kalikotes, serta Desa Jabung di Kecamatan Gantiwarno.

Kepala Desa Gemblegan, Waloya, menjelaskan Gemblegan masuk program desa damai dari Wahid Foundation sejak 2017. Embrionya itu kerukunan dari segala bidang. “Jadi hidup berdampingan sekali pun latar belakangnya berbeda-beda. Dari dulu di Gemblegan, warga bisa hidup damai berdampingan tanpa ekses apa pun,” kata Waloya.

Waloya menjelaskan salah satu pendampingan yang dilakukan yakni pemberdayaan perempuan melalui kelompok UMKM. “Salah satu UMKM yang ada di Gemblegan itu produknya sudah sampai Malaysia. Produknya yakni dendeng daun singkong,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya