SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik naik bus. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menjelaskan tantangan bagi pemerintah untuk menyediakan transportasi umum antarkota saat mudik Lebaran.

Selain itu, Djoko menyebut transportasi umum di daerah perlu segera dibenahi. Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu menguraikan kebijakan rekayasa lalu lintas searah atau one way di jalan tol harus dipikir dengan matang.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menurutnya hal ini agar bus yang akan kembali ke Jakarta tidak terhambat dan penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang.

“Tahun lalu, penumpang menunggu hingga enam jam di Terminal Pulo Gebang, menunggu bus penjemputan yang berasal dari Provinsi Jateng, Provinsi DIY dan Provinvis Jatim. Lebih bijak pilihan pada contra flow, sopir tidak lama di perjalanan, penumpang tidak menunggu lama di terminal penumpang,” terang Djoko dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, pada Selasa (19/3/2024).

Lebih lanjut Djoko menilai pemudik di jalan tol diarahkan ke jalan arteri seperti pantura dan kerjasama dengan pemda untuk menyiapkan sejumlah tempat istirahat yang dekat gerbang tol. Menurutnya hal ini bakal membuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sepanjang jalan arteri berkembang dan akan mendapatkan keuntungan.

Merujuk Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, Djoko menjelaskan masyarakat lebih meminati moda kereta api (KA) pada mudik Lebaran 2024.

Masyarakat memilih moda KA antarkota tercatat 39,32 juta orang (20,30%), bus 37,61 juta orang (19,37%), mobil pribadi 35,42 juta orang (18,29%) dan sepeda motor 31,12 juta orang (16,07%).

Berkebalikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pilihan kendaraan pribadi menjadi favorit. Pada Lebaran 2023, moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (22,1%). Berikutnya sepeda motor 23,13 juta orang (20,3%) dan bus 22,77 juta orang (18,4%) dan KA antarkota 14,47 juta orang (11,69%).

“Memilih mobil pribadi dan sepeda motor meningkat, namun peningkatan itu masih lebih tinggi memilih moda KA antar kota dan bus. Untuk pertama kali musim Lebaran 2024 beroperasi kereta cepat Whoosh dan diminati 1,42 juta orang atau sebanyak 0,73%,” kata dia.

Masih berdasarkan survei yang sama, Djoko menjelaskan selama musim Lebaran 2024 diperkirakan perputaran uang mencapai hingga Rp 148,8 triliun.

Berdasarkan jumlah yang ikut mudik, rata-rata per orang membawa tiga orang artinya rata-rata satu keluarga pergi empat orang. Rata-rata satu keluarga empat orang bepergian, berdasarkan perhitungan biaya yang dihabiskan, diketahui rata-rata per orang menghabiskan Rp768.386.

Djoko juga menguraikan terkait penyelenggaraan mudik gratis. Mudik gratis pertama kali dilaksanakan pada 1991 oleh perusahaan jamu PT Sido Muncul. Perusahaan ini melaksanakan program mudik gratis untuk melayani para penjual jamu yang selama ini turut membantu dan membesarkan perusahaan jamu PT Sido Muncul. Daerah tujuan mudik adalah Wonogiri dan sekitarnya.

“Sekarang semakin banyak instansi pemerintah, BUMN dan swasta, juga sejumlah pemerintah daerah menggelar mudik gratis. Baik menjemput warga di Jabodetabek maupun di daerah masing-masing. Bedanya, mudik gratis sekarang adalah dalam upaya untuk mengurangi pemudik menggunakan sepeda motor agar mau beralih menggunakan fasilitas mudik gratis,” ujar Djoko.

Menurut dia mudik gratis menggunakan bus dibuatkan dalam satu aplikasi, semua penyelenggara mudik gratis sepakat menggunakan aplikasi yang sama baik itu pemerintah, BUMN, pemda dan swasta.

Pemudik tidak bisa memilih ganda seperti mudik masa lalu. Sistem sekarang ini, jika pemudik sudah mendaftar dan tidak ikut tanpa pemberitahuan belum ada sanksi.

“Ditemukan sejumlah bus kursi kosong dan sejumlah bus tidak diberangkatkan, lantaran penumpang yang sudah mendaftar tidak hadir,. Bisa jadi mendaftar lebih dari satu penyelenggara mudik gratis dan memilih penyelenggara yang memberikan parcel menarik,” kata dia.

Djoko menguraikan banyak bus wisata yang banyak digunakan untuk program mudik gratis. Perlu diwaspadai sejumlah bus wisata yang belum mendaftar di sistem perizinan online angkutan darat dan multimoda (SPIONAM) dan tidak uji KIR.

Mengutip data dari Direktorat Lalu Lintas Ditjenhubdat Kemenhub, hingga November 2023, jumlah kendaraan pariwisata 16.297 unit. Baru 10.147 bus (62,26%) yang terdaftar di SPIONAM, sisanya 6.150 bus (37,74%) adalah angkutan liar alias tidak terdaftar.

Dia mengimbau masyarakat perlu mewaspadai juga dengan tawaran-tawaran murah dari penyelenggara. Di samping itu, perlu memikirkan konsesi buat pengusaha angkutan barang. Juga hak sopir truk yang berkurang.

Saat mudik Lebaran, sopir truk juga punya hak dapatkan paket sembako seperti halnya driver ojol. Untuk mendapatkan tambahan tidak mungkin karena ada waktu dilarang beroperasi.

Perlintasan sebidang masih rawan terhadap kecelakaan. Biasanya yang menjadi korban adalah masyarakat yang jarang melintasi perlintasan itu. Infrastruktur transportasi baik prasarana dan saran yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pemudik yang akan kembali ke kampung halaman, sehingga pemerintah harus menjelaskan jika perjalanan tidak selancar seperti hari biasa.

Namun dia berharap mudik aman berkesan dapat memberikan warna baru musim mudik lebaran tahun ini. Tentunya keselamatan pemudik menjadi prioritas utama diperhatikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya