SOLOPOS.COM - Kepala Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Dwi Purboyo (berdiri), menyampaikan dukungannya terkait MBKM di Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Kamis (24/2/2022). (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengelar workshop Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Penandatanganan Nota Kesepahaman UNS Mitra Desa dan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) di Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Kamis (24/2/2022).

Program MBKM merupakan program yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kedepan program-program terkait dengan membangun desa atau yang disebut dengan KKN Tematik, itu kita memprioritaskan aktivitas yang bersinergi dengan pembangunan desa,” katanya melalui daring.

Baca juga: Pelatihan Kerja di BLK Boyolali Dimulai, dari Bikin Roti hingga Teknisi

Workshop dihadiri kepala desa dari sekitar Boyolali secara luring, dan berbagai daerah lain secara daring. Dalam kegiatan ini dadakan pula sesi diskusi antara kepala desa dengan Tim MBKM UNS terkait potensi atau kendala sebagai bahan KKN Tematik nantinya.

Diskusi dibuka oleh Kepala Desa Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Dwi Purboyono. Dia menyatakan Desa Pandeyan memiliki potensi dalam bidang susu kambing etawa, dan menyatakan dukungannya terkait program MBKM. “Ibu-ibu PKK butuh bantuan, monggo Prof, Pandeyan siap” kata Dwi.

Sementara itu, Kepala Desa tertua Ampel, Boyolali, Warsito, menyatakan keinginannya membuka kembali pasar desa, tetapi tidak bisa karena lokasi pasar merupakan lahan hijau.

Baca juga: Ada Ratusan Patung di Bukit Sanjaya Selo Boyolali, Ini Alasannya

Kepala Desa Candi itu menambahkan di desanya sudah ada mobil sampah tetapi untuk pengolahan dan pemilahan sampah masih kesulitan.
Warsito menambahkan hama tikus juga menjadi keresahan warga desa Candi. “Hama tikus banyak sekali,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Kades Kaligentong, Kecamatan Gladagsari, Boyolali, Slamet Sunardi, menyatakan desanya memberanikan diri merintis desa wisata, namun terkendala sumber daya yang kurang. “Monggo datang ke desa kami, kami masih terkendala kemampuan mengelola UMKM, peternakan, pertanian dan budaya,” kata Slamet.

Persaingan dengan Produk Modern

Sedangkan Kepala Desa Ngampon, Boyolali, Jumali, mengaku desanya terkenal dengan kerajinan bambu tetapi merasa tersaingi dengan produksi yang serba modern. “Di tempat kami terbatas kemampuan dan kemauan, butuh pelatihan terkait teknologi produksi,” kata Jumali. Dia juga menceritakan banyak petani di desanya gagal panen karena hama tikus merajalela.

Baca juga: Disporapar Boyolali Minta Pelaku Wisata Terapkan Prokes Ketat

Kepala Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Komarudin, menambahkan desanya membutuhkan bantuan pengolahan keju dan minyak atsiri, dan mengharapkan adanya sinergitas antara UNS dengan desa-desa.

“Desa cerdas bukan hanya membangun, boleh amati, turu, modifikasi tapi harus sesuai potensi [desa], harapannya MBKM punya solusi [permasalahan di desa]” kata Komarudin.

Ketua TIM MBKM, Sigit Prastowo, menyatakan KKN Tematik mendengar potensi dan kendala desa, “Dulu biasanya kan, bagi mahasiswa datang KKN 45 hari mereka datang baru mencari masalah [kendala atau potensi desa] selama seminggu katakanlah, minggu kedua baru proses melakukan [program], itukan takes time gitu lho dan programnya tidak akan selesai,” jelas Sigit.

Baca juga: Menikmati Panorama Merapi Bernuansa Bali di Bukit Sanjaya Selo Boyolali

Untuk menghemat waktu Sigit mengaku mencoba mengumpulkan apa yang dibutuhkan desa-desa, melalui formulir yang telah diberikan kepada mahasiswa KKN sebelumnya, sehingga potensi atau kendala desa sudah terpetakan.

“Kepala desa monggo punya masalah apa, nah dari situ kita tentukan dulu programnya apa, nah nanti kalau adik-adik turun ke lapangan atau dosen turun ke lapangan, nah sudah membawa solusi dari masalah yang kemarin sudah disampaikan, jadi kita menjemput bola [ke desa],” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya