SOLOPOS.COM - Tulus, bersama rekan-rekannya berpose dengan sepeda motor Suzuki Smash tahun 2004 di Bengkel Egois Custom di Jl Kol Sugiyono Kampung Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sepeda  motor Suzuki Smash keluaran tahun 2004 ini hampir-hampir tidak tampak lagi wujud aslinya.

Si pemilik kendaraan, Tulus Cupu, 21, merombak habis setiap bagian tunggangannya untuk mendongkrak penampilan.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Tidak sebatas itu, mahasiswa semester V Jurusan Arsitektur Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo ini memang gemar seni modifikasi sejak remaja.

Saat masih di bangku sekolah menengah atas (SMA), Tulus pernah kena damprat ayahnya gara-gara mengganti ban sepeda motornya dengan ukuran yang lebih kecil dan menggunakan pelek balok chrome. Padahal saat itu Tulus menggunakan uang sakunya sendiri.

Kini, Tulus semakin mantap dengan hobinya mengutak-atik si kuda besi. Beberapa pekan terakhir, pemuda berambut gondrong ini merombak habis tunggangannya di Bengkel Egois Custom di Jl Kol Sugiyono Solo, tepatnya di Sekip, Kadipiro, Banjarsari.

Bagian dapur pacu di-tune up untuk menambah daya responsif. Klep standar Smash diganti dengan komponen yang sama tapi memiliki ukuran yang lebih besar. Tidak sampai di situ saja, mekanik Egois Custom juga memasang piston milik Thunder yang lebih besar.

angkah yang biasa disebut dengan bore up ini mampu menambah tenaga mesin secara signifikan. Perombakan bagian dapur pacu disempurnakan dengan penggunaan noken as racing dan karburator PE 28. Langkah ini mampu mempercepat sirkulasi bahan bakar.

Sementara untuk pelek, Tulus mempercayakan kepada produk Comet ring 17 warna hitam. Komponen ini semakin eksentrik dengan tampilan ban Corza dengan ukuran lebih kecil dari standar. “Dari dulu saya memang suka ban kecil,” ungkap Tulus ditemui Solopos.com.

Shock breaker warna merah merk YSS menjadi pilihan selanjutnya di bagian suspensi. Brand ini memang lagi menjadi primadona di kalangan modifikator Tanah Air. “Desainnya bagus, harga masih terjangkau dan bisa disetel sesuai selera,” imbuhnya.

Sedangkan untuk urusan moncong asap (knalpot) Tulus memilih produk racing hand made (buatan tangan). Warna biru dop di bagian body memberikan kesan dinamis sepeda motor ini. “Saya suka saja dengan warna biru tua, kesannya tidak alay,” tambah dia.

Kesan kokoh kuda besi milik Tulus muncul dari swing arm Super Track warna silver seharga Rp260.000. Sejauh ini Tulus sudah menghabiskan uang lebih dari Rp3 juta untuk memodifikasi kendaraannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya