SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus angkutan umum (JIBI/Dok)

Solopos.com, SOLO—Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Jateng mengusulkan aturan yang mengharuskan angkutan penumpang untuk ber-AC. Hal tersebut dilakukan untuk kembali menumbuhkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Organda Jateng, Karsidi Budi Anggoro, menyampaikan aturan tersebut perlu diadakan untuk kembali mengembalikan kejayaan pengusaha angkutan darat. Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah memberi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Hal itu supaya biaya menggunakan transportasi umum lebih murah dari pada menggunakan kendaraan pribadi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Selama ini penghitungan tarif angkutan umum lebih mahal dari pada menggunakan kendaraan pribadi sehingga masyarakat umum lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi,” ungkap Budi kepada wartawan di sela acara Musyawarah Cabang (Muscab) Organda Solo di Rumah Makan Sederhana, Rabu (26/2).

Budi menyampaikan bekerja sama dengan Bank Jateng untuk memberikan kredit lunak kepada pengusaha. Pasalnya selama ini, pengusaha sulit untuk untuk mendapat kredit lunak. Dia menuturkan biasanya pengusaha angkutan dikenai bunga tinggi sehingga menyebabkan biaya operasional menjadi tinggi.

“Pemerintah harus memperhatikan pengusaha angkutan umum. Hal ini karena perusahaan angkutan mampu menyerap banyak tenaga kerja,” tuturnya.

Budi menuturkan saat ini ada sekitar 220.000 armada angkutan barang dan mampu menyerap tenaga kerja 440.000 orang. Sedangkan angkutan penumpang ada sekitar 12.500 armada dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang. Pertumbuhan angkutan barang cukup pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Namun untuk angkutan penumpang cenderung melambat. Bahkan saat ini load factor angkutan umum turun menjadi 35%.

“Kami terus upaya untuk tarik penumpang dengan peremajaan armada, peningkatan layanan dan penurunan tarif,” terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga menyampaikan terus mendorong pembentukan konsorsium di masing-masing daerah. Menurut dia, saat ini baru Solo yang memiliki konsorsium sedangkan kota lain biasanya berupa Badan Layanan Umum (BLU) yang serupa dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Keberadaan BLU dinilai akan mematikan usaha angkutan umum karena adanya perbedaan tarif akibat subsidi dari pemerintah.

Sementara itu, hasil Muscab Organda Solo kembali mengantarkan Joko Suprapto menjadi ketua. Joko yang sudah dua periode memimpin pengusaha angkutan umum ini terpilih secara aklamasi. “Kami akan terus melanjutkan program yang selama ini sudah berjalan. Kami juga akan mengawal permasalah yang saat ini terjadi [angkutan kota] supaya tidak saling merugikan,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya