SOLOPOS.COM - Mochammad Iriawan (Instagram-@officialpssi)

Solopos.com, JAKARTA -- Kongres Luar Biasa (KLB) Pemilihan Ketua Umum (Ketum) PSSI yang digelar pada hari ini, Sabtu (2/11/2019) dimenangkan oleh Mochammad Iriawan. Iriawan terpilih menggantikan Iwan Budianto sebagai Ketum PSSI periode sebelumnya.

Iwan Bule sapaan akrab Mochammad Iriawan mengalahkan dua calon ketua umum lainnya, yakni Rahim Soekasih dan Arif Putra Wicaksono dengan perolehan 82 suara dari total 85 pemilih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Mochammad Iriawan resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2019-2023 setelah mendapatkan 82 suara dari 85 voters yang mengikuti proses pemilihan pada acara Kongres Luar Biasa Pemilihan 2019 di Jakarta," jelas admin PSSI di laman Instagramnya, @officialpssi.

Lalu, siapa sebenarnya Mochammad Iriawan ini?

Dirangkum dari berbagai sumber, Mochammad Iriawan memiliki latar belakang kepolisian. Ia lulus dari pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1984. Seusai lulus dari Akpol, Iriawan lebih banyak bertugas dalam bidang reserse kriminal. Salah satu kasus yang ia tangani ketika menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya 2008 adalah pembunuhan kontroversial Nasrudin Zulkarnaen dengan tersangka mantan Ketua KPK Antasari Azhar.

Pada pertengahan 18 Juni 2018, Iwan Bule menjabat sebagai Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat hingga 5 September 2018.  Saat ini, ia juga menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI.

Pria kelahiran 31 Maret 1962 juga berprestasi di kancah nasional hingga internasional. Hal ini dibuktikan dengan 15 tanda jasa yang ia peroleh selama ini.

Suami dari Novita Ariyanti juga pernah bersaksi dalam kasus penyerangan Novel Baswedan. Hal ini dikarenakan Iwan Bule pada kala itu sempat memperingatkan Novel Baswedan akan mendapatkan teror. Namun, pihak kepolisian menegaskan kapasitas Iwan Bule sebagai saksi bukan sebagai pelaku.

"Kami enggak bisa menuduh orang atau menyangkakan maupun menilai orang kalau tidak ada bukti. Makanya kami gali apakah ada petunjuk dari Pak Mochammad Iriawan," terang anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan, Hendardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya