SOLOPOS.COM - Joko Widodo (Jokowi) naik dikap mesin mobil Esemka saat dikirab di Jl Slamet Riyadi Solo, Kamis (16/8/2012). (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Mobil nasional (Mobnas) Indonesia memasuki babak baru. Presiden Jokowi menggandeng Proton, Malaysia untuk memproduksi Mobnas.

Solopos.com, SOLO — PT Solo Manufature Kreasi (SMK), produsen mobil Esemka, menyambut baik langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui PT Adiperkasa Citra Lestari milik A. M. Hendropriyono yang menjalin kerja sama dengan Proton Holdings Berhard Malaysia untuk memproduksi mobil nasional (mobnas).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Pejabat Humas PT SMK, Sabar Budi, menyatakan keberadaan perusahaan otomotif milik mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang menggandeng Proton Malaysia justru menjadi kompetitor (sparring partner) yang sehat bagi Mobil Esemka. Artinya, dari sisi Mobil Esemka ada pihak yang diajak bekerja bareng untuk membangun mobil dalam negeri.

“Imbas bagi Esemka tentunya lebih bagus. Ya, Esemka bisa nunut mulya. Yang jadi masalah, mobnas di Indonesia enggak pernah jadi karena regulasi belum jelas dan definisi mobnas itu juga tak jelas. Panitia Kerja [Panja] DPR sejak 2010 sampai hari ini juga belum gedok palu terkait mobnas,” kata Sabar saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (7/2/2015) malam.

Sabar tak ambil pusing dengan kebijakan Presiden. Sabar berobsesi Esemka lebih mandiri setelah nama Esemka sempat booming bersamaan dengan nama Jokowi.

Perkembangan Esemka memiliki progres yang cukup siginifikan sejak muncul 2012 hingga 2015. Kendati belum masuk dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Otomotif Nusantara (Asianusa), kata Sabar, Esemka sudah bekerja sama dengan perusahaan otomotif di Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah perusahaan otomotif dunia.

“Kami pasti akan bergabung dengan Gaikindo maupun Asianusa. Kami memposisikan diri sebagai sparring partner. Kalau bicara Esemka, bukan lagi Solo, tetapi Indonesia. Kami memiliki 43 asembly line [bengkel perakitan] di Indonesia. Produksi mobil Esemka sudah lebih dari 200 unit. Paling banyak beredar di Jawa Timur,” kata dia.

Harga mobil Esemka juga kompetitif. Mobil Esemka Rajawali yang memiliki kelas yang sama dengan Toyota Rush dan Daihatsu Terrios dijual dengan harga lebih murah. Esemka Rajawali dipatok dengan harga Rp180 juta/unit, sedangkan sekelas Toyota Rush atau Daihatsu Terrios dipasarkan dengan harga Rp230 juta/unit.

“Kami juga bekerja sama [memorandum of understanding) dengan teman di Tiongkok, Jerman, dan Amerika untuk alih teknologi. Kami bergerak terus. Masalah publik mau sentuh ya mangga [silakan],” tutur dia.

Direktur Teknik PT SMK, Budi Martono, lebih berpikir positif. Lebih banyak perusahaan yang memproduksi mobil bermerek Indonesia dan diusahakan orang Indonesia, bagi Budi, justru semakin baik. Budi tak menyoal siapa yang memproduksi mobnas.

Dia menilai kerja sama PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton Holdings Berhard Malaysia itu masih sebatas untuk riset dan pengembangan (research and development). Kerja sama itu pun akan dievaluasi enam bulan mendatang.

“Kalau kami di Esemka sudah memproduksi mobil secara massal. Sekarang sudah muncul varian baru. Pemesannya tergantung pesanan, disesuaikan dengan lokasi pemesan. Yang sudah jalan lebih dari 150 unit. Kalau dibanding Proton, kami tidak tahu,” ujar Budi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya