SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo melihat prototipe mobil Proton Iriz di Malaysia, Jumat (6/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Udden Abdul)

Mobil nasional yang kembali bikin geger terus mengundang kritik. Presiden Jokowi diminta menyelesaikan KPK vs Polri daripada bicara masalah lain.

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, FX Hady Rudyatmo (Rudy), mempertanyakan pemilihan Proton Malaysia sebagai rekanan dalam proyek mobil nasional (mobnas). Daripada bicara mobil nasional, Presiden Jokowi diminta fokus menyelesaikan masalah KPK vs Polri yang belum diketahui kapan berakhirnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Disinggung apakah kerja sama Proton untuk mengalihkan isu kasus KPK vs Polri, Rudy menampiknya. Rudy meminta Presiden harus menyelesaikan kasus di dalam negeri yang lebih penting dan baru bicara pengembangan Mobnas.

Rudy mengimbau Pemerintah tidak gegabah dalam pengembangan mobil nasional dengan Negeri Jiran tersebut. Namun jika ingin kerja sama di bidang Perdagangan dan Kemaritiman, menurutnya sah-sah saja. “Kalau dengan Proton untuk Mobnas, saya keras menolaknya.”

Rudy mengingatkan Presiden Jokowi dengan proyek mobil Esemka yang mayoritas suku cadangnya buatan dalam negeri. Daripada menggunakan mobil buatan Malaysia, lebih baik menghidupkan kembali Esemka.

“Sebaiknya yang harus dikembangkan itu mobil Esemka, karena kaitanya dengan karya anak bangsa. Kalau mau transfer teknologi sekalian dengan Jepang seperti dengan Toyota atau apa. Jangan tanggung-tanggung. Kalau dari Proton yang mau ditransfer apanya?” tanyanya.

Menurut Rudy kebijakan seperti itu bukan kebijakan revolusi mental. Di samping itu tidak sesuai dengan Nawa Cita Presiden Jokowi. Rudy justru mempertanyakan program Nawa Cita yang didengung-dengungkan Presiden. “Janji pak Jokowi untuk revolusi mental ini seperti apa. Dulu dibelain mengurus sertifikat uji emisi gas buang, ini merupakan perjuanagn yang panjang untuk mewujudkan mobil Esemka,” ucapnya.

Penolakan keras juga disampaikan perintis mobil Esemka, Gampang Sarwono. Gampang Sarwono mengaku keberatan jika Presiden akan menggandeng Proton sebagai Mobnas. Gampang menilai Presiden harus mengutamakan mobil nasional hasil karya anak bangsa. “Kalau dengan Proton jadi Mobnas itu namanya bukan mobnas asli. Karena itu kan mobnas Malaysia. Jadi kembangkan mobnas kita sendiri, seperti Esemka,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya