SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMK belajar merakit mobil Esemka di Solo Techno Park (STP) Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Mobil nasional Esemka sempat menjadi rebutan sebelum akhirnya dipegang langsung oleh PT Adiperkasa Citra Lestari.

Solopos.com, JAKARTA – Sebelum ditangani oleh AM Hendropriyono lewat PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), mobil nasional Esemka sempat dijadikan rebutan oleh sejumlah perusahaan otomotif, yakni PT Garansindo Inter Global dan BAIC Tiongkok.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Jumat (24/4/2015), berikut ini adalah kronologi perebutan mobil nasional Esemka.

9 Februari 2015
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara sekaligus mantan penasihat Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, AM Hendropriyono tiba-tiba banting setir menggeluti dunia otomotif di bawah bendera PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).

Namun setelah ditelurusi sejumlah media, dijumpai alamat kantor ACL ternyata tertuju pada sebuah rumah toko (ruko). Kendati ACL belum tergabung dalam organisasia produsen otomotif manapun, Menteri Perindustrian Saleh Husin menjamin ACL bukan perusahaan fiktif.

“Tidak mungkin lah itu [fiktif], tidak mungkin seorang Perdana Menteri Malaysia mau bekerja sama kalau tidak mengenal kekuatan ekonomi si pelaku usaha,” ungkap Saleh seperti dilansir Antara, Senin (9/2/2015).

Selanjutnya, ACL melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan Proton Holding Malaysia. Dalam kegiatan itu hadir pula Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang dalam acara kunjungan kenegaraan ke Negeri Jiran.

10 Februari 2015
Jokowi menegaskan bahwa jika dia akan mengembangkan mobil Esemka sebagai mobil nasional. Kendati demikian, ia menyebut kerja sama dengan Proton adalah kegiatan bisnis swasta.

“Kalau bicara mobil nasional, tentu saja saya akan berbicara Esemka. Kalau mau bicara mobil nasional. Kerja sama dengan Proton itu business to business ,” ujar Jokowi seperti diwartakan Detik, Selasa (10/2/2015).

25 Februari 2015
Jokowi memanggil Menteri Perekonomian Sofyan Djalil dan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) untuk membahas perkembangan industri otomotif nasional. Dalam rapat itu Jokowi ingin Esemka dikembangkan menjadi angkutan pedesaan atau perkebunan.

Diharapkan PT SMK dapat memproduksi 500 unit mobil setiap bulannya. Untuk itu PT SMK membutuhkan modal Rp100 miliar.

27 Februari 2015
Mengetahui PT SMK membutuhkan dana Rp100 miliar untuk memproduksi mobil nasional, Garansindo menyanggupi untuk menyuntikkan dana tersebut.

“Garansindo memiliki mimpi Indonesia punya mobil produksi lokal. Kami siap berinvestasi, kami tidak perlu perlakuan khusus. Kalau Garansindo berinvestasi dan Esemka jadi bagus, kami tidak perlu dapat perlakuan khusus,” tutur CEO Garansindo Muhammad Al Abdullah seperti dilansir Detik, Jumat (27/4/2015).

14 April 2015
Setelah menyanggupi akan memberikan suntikan dana Rp100 miliar, Abdullah mengaku dirinya tak mendapat repon apapun dari pemerintah dan PT SMK. Abdullah bahkan menyebut PT SMK sulit untuk ditemui.

21 April 2015
Perusahaan pimpinan AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari dikabarkan telah meminang mobil nasional Esemka dan PT SMK sekaligus. Nama perusahaan pun berubah menjadi PT Adiperkasa Citra Esemka (ACE).

Namun Hendro menegaskan ia tak akan membuat mobil nasional. Pihak PT SMK juga menjelaskan mereka tak bekerja sama dengan Proton Malaysia.

“Sudah beberapa kali dibilang, itu bukan mobnas [mobil nasional]. Mobil yang akan kami bangun adalah made in Indonesia,” tegas Hendro sebagaimana dilansir Detik, Jumat (24/4/2015).

Setelah itu datang pula tawaran dari Tiongkok yang dibawa oleh BAIC Motors.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya