SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menyatakan siap menambah infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar gas (BBG) jika pemerintah menetapkan kewajiban penggunaan BBG untuk mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC).

Ali Mundakir, Vice Corporate Communication Pertamina, mengatakan pihaknya memang berencana untuk menambah infrastruktur SPBG dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan permintaan BBG di beberapa kota besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk beralih ke BBG. Kalau nanti didorong pertumbuhan LCGC yang pakai gas, tentu kami akan lebih agresif untuk membangun infrastruktur,” katanya di Jakarta, Minggu (22/9/2013).

Kendati LCGC oleh sebagian petinggi Republik ini disarankan tidak diperuntukkan kota padat kendataan seperti DKI Jakarta, Ali Mundakir menjelaskan bahwa saat ini Pertamina mengoperasikan 8 SPBG di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dan telah menyediakan dispenser pengisian BBG di 16 SPBU. Perseroan menjual BBG dengan merek dagang Envogas di setiap SPBU-nya.

Hingga akhir tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp470 miliar untuk menambah fasilitas BBG. Dana itu akan digunakan untuk membangun 2 SPBG melalui pipa (online), 2 stasiun induk-anak (mother-daughter station), dan 4 unit pengisian bergerak (mobile refueling unit/MRU). Selain itu, pemerintah juga menganggarkan Rp127 miliar untuk membangun pipa gas sepanjang 22 km.

Di sisi lain, Pertamina mengalokasikan Rp140 miliar hingga Rp160 miliar untuk membangun 2 SPBG di Jakarta Timur. Ali menegaskan Pertamina akan memperbanyak tempat pengisian BBG di SPBU yang telah beroperasi.

Sementara itu, Kementerian ESDM mengalokasikan anggaran Rp2,1 triliun untuk program konversi BBG. Dana tersebut masuk dalam rencana kerja dan anggaran kementerian lembaga (RKAKL) di rancangan APBN 2014 yang masih menunggu persetujuan DPR.

Anggaran itu akan digunakan untuk mendanai proyek BBG di sejumlah kota, seperti di Jabodetabek yang akan dibangun 8 SPBG dan jaringan pipa sepanjang 165 kilometer. Kemudian di Semarang, akan dibangun 1 paket jaringan pipa gas, di Batam akan dibangun 4 SPBG, 3 mobile storage, dan 1 paket jaringan pipa.

Selain itu, dana dari anggaran itu juga dipakai untuk penyediaan paket perdana liquefied petroleum gas (LPG) 3 km sebanyak 592.370 paket. Tahun ini, pemerintah telah menjamin pasokan gas untuk BBG sebanyak 30,5 juta kaki kubik (million metric standard cubic feet per day/MMscfd). Pasokan itu dibagi ke Jawa Timur 10,2 MMscfd, Jabodetabek 14,1 MMscfd, Sumatra Selatan 1,35 MMscfd, Sumatra Tengah 2 MMscfd, dan Jambi 2 MMscfd.

Sedangkan tahun depan, gas yang terserap direncanakan 36,5 MMscfd dengan pipa sepanjang 188,2 km dan 87 SPBG. Selanjutnya pada periode 2015-2017, akan dibangun 223,2 km pipa dan 91 SPBG. Alokasi gas untuk periode ini diharapkan mencapai 37,5 MMscfd pada 2015 serta 39,5 MMscfd untuk 2016 dan 2017.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya