Walikota Solo F.X. Hadi Rudyatmo (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)
Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, tidak sependapat dengan kebijakan pemerintah terkait peredaran mobil murah. Menurut lelaki yang akrab disapa Rudy ini, kebijakan tersebut akan sangat berdampak pada alur transportasi di Kota Bengawan.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Jika jadi diterapkan, Solo jelas semakin terancam kemacetan. Solo belum siap infrastrukturnya,” ujar Rudy saat ditemui wartawan di Pringgading, Setabelan, Jumat (20/9/2013).
Rudy menerangkan, dengan luas yang hanya 44 kilometer persegi, Solo terlalu sempit untuk tambahan mobilitas kendaraan pribadi. Pihaknya mengaku akan mengirim surat keberatan kepada pemerintah soal peredaran mobil murah. Wali Kota tak ingin upayanya merancang rekayasa lalu lintas mentah gara-gara kebijakan tersebut.
“Memperbaiki manajemen lalu lintas saja belum rampung, ini sudah didatangi mobil murah. Ya enggak selesai-selesai,” rutuknya.
Rudy menjadi pejabat ketiga yang menolak peredaran mobil murah. Sebelumnya, Gubernur D.K.I. Jakarta, Joko Widodo dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, terang-terangan menampik opsi tersebut.
Rudy mengaku tak antipati dengan kebijakan mobil murah sepanjang pemerintah mampu menyediakan infrastruktur yang memadai.
“Untuk itu kan butuh proses. Kalau sudah siap, alangkah baiknya yang dimajukan produk nasional. Esemka misalnya,” tutur dia.
Menurut Rudy, keberpihakan kepada Esemka menjadi lebih bijak alih-alih menggenjot impor mobil murah dari luar negeri. Keberpihakan tersebut, imbuhnya, bisa diwujudkan lewat sokongan permodalan. Dengan demikian, kelangsungan Esemka sebagai motor penggerak mobil nasional dapat segera terwujud.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
