SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan seusai melakukan uji coba mobil listrik yang berdaya baterai lithium ion sebanyak 36 buah di Jakarta, Senin (16/7/2012). Dahlan mengendarai sendiri mobil dengan kapasitas baterai mencapai 21 kWh dan mampu berjalan hingga sejauh 130 kilometer dengan sekali pengisian pada uji coba hari ini dari tempat produksinya di bengkel PT Sarimas Ahmadi Pratama, Depok, menuju gedung Kementerian Riset dan Teknologi di Jakarta Pusat. (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Menteri BUMN Dahlan Iskan seusai melakukan uji coba mobil listrik yang berdaya baterai lithium ion sebanyak 36 buah di Jakarta, Senin (16/7/2012). Dahlan mengendarai sendiri mobil dengan kapasitas baterai mencapai 21 kWh dan mampu berjalan hingga sejauh 130 kilometer dengan sekali pengisian pada uji coba hari ini dari tempat produksinya di bengkel PT Sarimas Ahmadi Pratama, Depok, menuju gedung Kementerian Riset dan Teknologi di Jakarta Pusat. (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

JAKARTA –Mobil listrik yang diuji coba oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat mogok dua kali dalam perjalan dari Depok ke Jakarta. Namun menurut sang pembuat, Dasep Ahmadi, hal itu lantaran pengisian aki sebagai penggerak mobil itu tidak maksimal.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Dasep menceritakan berhentinya mobil listrik ini dikarenakan daya baterai mobil listrik hanya 40 persen. Padahal, untuk menempuh Jakarta dibutuhkan daya baterai 100 persen. “Saya tidak mengecasnya sampai 100 persen karena sudah malam. Saya pun ragu apakah mau dibawa ke Jakarta atau tidak,” tuturnya.

Kendati demikian, Dasep mengungkapkan berhentinya mobil listrik itu masih ditelusuri. Ada dua penyebab berhentinya mobil, yakni sistem manajemen baterai dan tenaga baterai itu sendiri. “Nanti, kita lihat apakah setting-annya yang belum optimal atau bagaimana. Yang pasti, baterainya terisi hanya 40 persen,” tuturnya.

Ia menambahkan, batas daya minimal baterai mobil listrik ini sekitar 20 persen. Bila sudah di bawah batas maka ia menyarankan pengguna mobil listrik untuk segera melakukan pengisian baterai. Biaya perawatan mobil listrik ini tergolong murah, karena setiap 50.000 kilometer, mobil baru masuk ke bengkel. “Jadi akan lebih ekonomis dan tidak menguras biaya. Pengecasannya juga pasti ada di mana-mana,” urainya.

Setelah dilakukan pengecekan, tim teknisi mobil listrik menegaskan mobil listrik tidak bermasalah. Tim teknisi melakukan pengecekan motor controller serta aki, dan hasilnya bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya