SOLOPOS.COM - MObil Listrik ITS (JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA–Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya berhasil merakit dua mobil berdaya listrik. Mobil listrik pertama berwarna putih dengan spesifikasi jenis sporty hatchback city car dengan kapasitas empat orang penumpang, chassis mocochoque, penggerak roda belakang dengan motor listrik, DC brushless 95%  off, daya 50 Kw (rated) dan max 100 Kw. Kecepatan maksimum 200 Km/jam, torsi 800 Nm, battery LiPoFe4 dan 20 Kw.

Mobil listrik kedua berwarna merah dengan spesifikasi sporty hatchback city car dengan kapasitas empat orang penumpang, chassis mocochoque, penggerak roda depan dengan motor listrik DC brushless, daya 30 Kw (rated) dan max 60 Kw. Kecepatan maksimum 180 Km/jam, torsi 200 Nm, battery LiPoFe4 dan 20 Kw.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, M. Nuh, sebagaimana dilansir bisnis.com, Rabu (30/4), mengatakan kode yang ada di dalam kotak kecil sistem mesin mobil listrik memiliki kode IQUEECYHE. Kode tersebut merupakan identitas bahwa mobil tersebut adalah produk original karya ITS. Mendikbud menjelaskan, ke depan akan dilakukan langkah uji coba jalan (test drive) dari Jakarta menuju Surabaya. Begitu uji coba selesai dilakukan, akan langsung dilakukan evaluasi.

“Mudah-mudahan pada bulan Juni 2014 sudah bisa mengetahui apa saja yang harus diperbaiki. Dari situlah akan disampaikan kepada Kementerian Perindustrian untuk bersama-sama melihat ulang kembali, dan dijadikan dasar atau platform mobil listrik versi ITS,” tutur dia.

Dosen pembimbing mahasiswa tim mobil listrik ITS, Muhammad Nur Yuniarto, mengatakan pihaknya telah memulai riset dan pembuatan prototipe sejak 2012. Pada Januari 2013 timnya telah meluncurkan prototipe mobil listrik yang diberi nama EC-ITS.

ITS merupakah salah satu dari lima perguruan tinggi negeri (PTN) yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan riset mobil listrik nasional. Empat PTN lain adalah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Sebelas Maret.

“Tahun ini masih dilakukan pemetaan dari tiap PTN. Dari situ nanti diketahui kekuatan tiap PTN sehingga tahun 2015 bisa bersinergi,” kata Yuniarto.
Biaya pengembangan mobil listrik menelan dana Rp5 miliar. Dana tersebut murni bersumber dari Kemendikbud. Namun dia tidak ingin orang awam salah tafsir tentang biaya ini. Bukan berarti harga satu mobil listrik Rp2,5 miliar. Biaya tersebut adalah sebagai riset. Bila diproduksi masal, tambah Yuniarto, maka harga satu unit mobil akan jadi lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya