SOLOPOS.COM - Wakil Dekan Fakultas Teknik UMY Aris Widyo Nugroho berfoto bersama Tim KHAD, Selasa (22/10/2013) yang akan mengikuti Kontes Mobil Listrik Indonesia (KMLI) yang kelima di Politeknik Negeri Bandung, Jumat (25/10/2013) hingga Minggu (27/10/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja, BANTUL-Mobil listrik KHAD buatan mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) siap mengikuti Kontes Mobil Listrik Indonesia (KMLI) yang kelima di Politeknik Negeri Bandung, Jumat (25/10/2013) hingga Minggu (27/10/2013). Padahal, mereka mengklaim waktu persiapan cukup singkat, memanfaatkan peralatan seadanya dan biaya yang murah.

Mobil listrik KHAD ini didesain khusus untuk mobil balap. Ia juga mengadopsi sistem suspensi Formula 1. KHAD juga sudah diuji dengan mengelilingi kampus dan Sportorium UMY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Divisi Humas Tim KHAD Ilham Firmansyah mengatakan, KHAD merupakan singkatan dari pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan. Mereka memilih mengambil nama itu lantaran belajar dari kompetisi-kompetisi sebelumnya, karena banyak peserta yang menamai mobilnya dengan nama-nama tokoh pewayangan. “Karena kami kuliah di UMY maka kami namakan mobil listrik ini dengan nama tokoh pendiri Muhammadiyah,” ujarnya saat ditemui di laboratorium teknik mesin Kampus Terpadu UMY, Selasa (22/10/2013).

Menurut Wakil Dekan Fakultas Teknik UMY Aris Widyo Nugroho, KHAD merupakan generasi kedua yang disiapkan untuk
mengikuti lomba. Sebagai generasi kedua, tentu kondisinya jauh lebih baik dari mobil listrik generasi pertamanya.

Sebab, jelas Aris, sejumlah komponen sudah diperbaiki seperti sistem spiring, suspensi, dan framenya juga sangat
jauh berbeda dan jauh lebih baik. Selain itu, sambung dia, perbedaan juga terlihat dari keberadaan powernya. “Kalau mobil listrik generasi pertama powernya baru 500 watt, tapi KHAD ini sudah tiga kali lipat mencapai 1.600
watt,” ujarnya.

Tim KHAD berasal dari mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 yang masih menempuh semester tiga dan empat. Selain itu,
mobil listrik KHAD dibuat dari barang-barang bekas kecuali ban, aki, baterai dan rem yang menurutnya barang baru.
“Biaya yang kami keluarkan pun tidak banyak. Hanya sekitar Rp19 juta. Waktu perakitannya cuma satu bulan. Namun
kami tetap berharap performance-nya bagus, minimal bisa memiliki keunggulan pada salah satu katagori,” harap Aris.

Salah seorang anggota tim KHAD Tintus Dwi Cahyo mengatakan, kelebihan lain dari KHAD dibanding generasi pertamanya adalah kecepatan. KHAD mampu berjalan 50 km/jam dengan bobot sekitar 120 kg. Padahal, kecepatan mobil listrik  sebelumnya hanya 30 km per jam. Hal itu disebabkan karena baterai yang digunakan juga lebih besar.

“Kami menggunakan empat baterai yang memiliki dua daya berbeda. Dua baterai besar berdaya 55 Ah dan dua baterai
kecil berdaya 35 Ah. Keempat baterai ini kami paralelkan agar menghasilkan kapasitas daya yang lebih besar, hingga
mencapai 48 Volt. Mobil ini sangat efisien dengan konsumsi energi kecil tetapi menghasilkan usaha yang besar,”
jelas Tintus.

Wakil Dekan Fakultas Teknik UMY Aris Widyo Nugroho berfoto bersama Tim KHAD yang akan mengikuti Kontes Mobil Listrik Indonesia (KMLI) yang kelima di Politeknik Negeri Bandung, Jumat (25/10/2013) hingga Minggu (27/10/2013).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya