SOLOPOS.COM - Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan uji coba mobil listrik jenis city car karya perancang Dasep Ahmadi di Jalan Raya Jatimulya, Depok, Jabar, Senin (16/7/2012). Mobil listrik yang berdaya baterai lithium ion sebanyak 36 buah dengan kapasitas baterai mencapai 21 kWh mampu berjalan hingga sejauh 130 kilometer dengan sekali pengisian. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Menteri BUMN Dahlan Iskan melakukan uji coba mobil listrik jenis city car karya perancang Dasep Ahmadi di Jalan Raya Jatimulya, Depok, Jabar, Senin (16/7/2012). Mobil listrik yang berdaya baterai lithium ion sebanyak 36 buah dengan kapasitas baterai mencapai 21 kWh mampu berjalan hingga sejauh 130 kilometer dengan sekali pengisian. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA –Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan akan meminta PT Pertamina Persero menyediakan alat pengisian baterai di sejumlah SBPU. Alat pengisian baterai mobil listrik ini juga nantinya terdapat di tempat parkir perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga cabang-cabang PLN. “Menurut bayangan saya tidak sulit. Intinya, tahap pertama melahirkan mutu dengan baik. Kedua, peraturan, ketiga infrastruktur dengan distribusi dan marketing-nya,” paparnya.

Promosi Kisah Pangeran Samudra di Balik Tipu-Tipu Ritual Seks Gunung Kemukus

Sebelumnya Dahlan mengungkapkan biaya konsumsi listrik untuk mobil listrik berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 per bulan. Biaya ini jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak (BBM) yang menghabiskan Rp300.000 hingga Rp400.000 per bulan, kata Dahlan.

“Kalau pakai mobil listrik ini, untuk beli listriknya cukup Rp50.000 hingga Rp60.000 per bulan. Kalau pakai mobil dengan bensin Rp300 ribu hingga Rp400 ribu,” kata Dahlan seusai melakukan uji coba mobil listrik buatan Dasep Ahmadi dari Depok ke Jakarta.

Dahlan mengakui bahan bakar minyak lama kelamaan akan habis dan harganya semakin mahal. Ia juga enggan memberikan subsidi BBM hingga ratusan triliun rupiah. Menurut Dahlan, ia akan terlebih dahulu fokus pada mutu mobil listrik sebelum diproduksi massal dibandingkan dengan memikirkan harga mobil itu sendiri. Setelah mutu mobil listrik ditingkatkan, maka produksi massal dapat digalakkan.

“Karena saya fokus mengenai mutu, dua mutu, tiga mutu, empat mutu, dan lima mutu. Mudah-mudahan, Agustus nanti mutu ini tidak lagi menyita perhatian. Baru kita bicarakan harga,” ungkapnya.

Dahlan menilai dalam setahun, mobil listrik garapan Dasep Ahmadi ini dapat diproduksi sebanyak 5.000 unit. Sedangkan mobil garapan Dafi akan diproduksi 5.000 unit dan mobil listrik karya PT Pindad Persero diperkirakan akan diproduksi sebanyak 10.000 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya