SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Seorang laki-laki melangkah pasti dan mengambil tempat duduk tepat di belakang kemudi sebuah kendaraan formula yang didominasi warna merah. Sesaat kemudian mesin pun dihidupkan, laki-laki itu mulai menginjak gas perlahan.

Dengan disaksikan puluhan orang, kendaraan itu pun meluncur keluar dari halaman Gedung Purna Budaya UGM. Tak lama berselang, mobil yang berhasil mengitari boulevard UGM tersebut, menabrak pembatas akibat pasir di jalanan yang membuat rodanya selip.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bukan masalah berarti, karena memang mobil formula ini didesain khusus untuk dikemudikan di dalam sirkuit bukan di jalan umum. Penonton pun dengan riuh menyambut kedatangannya, sesaat mobil tersebut kembali ke area halaman gedung.

Bimasakti, demikian kendaraan tersebut dinamai oleh pembuatnya, unjuk gigi di depan banyak orang untuk pertama kalinya. Mobil formula buatan sekelompok mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM ini semakin mantap melangkah mewakili Indonesia di ajang kompetisi Student Formula Society of Engineers Japan 2011 di Ogasayama Sports Park, Shizouka Ken, Senin-Jumat (5-19/9).

Sang pengemudi, Audi Yusuf, usai melakukan test drive mengatakan, secara keseluruhan mobil ini siap untuk bertarung dalam kompetisi. Ban selip bukan masalah sebab jalan tersebut terdapat pasir, sedangkan mobil ini dirancang khusus bukan untuk di jalan umum.

Ia memaparkan sistem mesin Bimasakti terbilang pas berdasarkan dari performa dan tarikan yang dirasakannya saat mengemudi. Demikian pula halnya dengan keamanan, mobil yang memiliki estimasi kecepatan 160 km per jam ini pada bagian bumper-nya terdapat penahan getaran hingga 7300 Joule.

Akan tetapi, Audi mengaku terdapat satu hal yang masih harus disempurnakan dalam kendaraan ini, yakni Bimasakti masih menggunakan steering mobil biasa sehingga putarannya masih terasa banyak dan berat.

“Solusinya kemungkinan, kami akan memodifikasi steering sehingga layaknya mobil formula,” ujar mahasiswa angkatan 2010 ini usai tes drive, Selasa (19/7).

Teknisi Bimasakti Nosal Nugroho Pratama menceritakan terciptanya Bimasakti tidak bisa dilepaskan dari peran desainer dan manufaktur.

Kedua pihak tersebut, sambungnya, memberi kontribusi besar terbentuknya mobil formula yang memiliki dimensi panjang 2,4 meter, tinggi 1,05 meter, lebar 1,1 meter, wheel base 1,55 meter, dan luas area permukaan bodi lima meter persegi ini.

Laki-laki asal Banten ini, mengatakan, pada awal pembuatannya, kedua tim sempat mempertahankan idealismenya masing-masing. Tim desain ingin menciptakan desain yang unik melalui kerumitannya. Namun di sisi lain, hal ini terkendala dalam proses manufaktur yang kemampuannya dibatasi oleh teknologi.

“Pada akhirnya tetaplah, desain harus menyesuaikan dengan kemampuan manufaktur tanpa meninggalkan keunikannya,” tandasnya. Salah satu trade mark Bimasakti adalah motif batik yang terlukis dipinggir bodi mobil.

Mahasiswa Teknik Mesin UGM angkatan 2008 ini optimistis dengan performa Bimasakti. Setidaknya, lanjut dia, kami menargetkan untuk menjadi tim pendatang baru terbaik, mengingat ini juga kali pertama Indonesia berlaga di ajang mobil formula untuk mahasiswa tingkat Internasional. “Jepang, sebagai tuan rumah tetap menjadi lawan terberat,” katanya.(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya