SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelajar SMK belajar merakit mobil Esemka di Solo Techno Park (STP) Solo (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — PT Solo Manufaktur Kreasi selaku pabrikan mobil Esemka menambah jumlah produksi dari 80 unit pada 2013 menjadi 500 unit pada pertengahan 2014-2015. Langkah itu direalisasikan dengan menambah jumlah lokasi produksi dan atau pelayanan di sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.

PT SMK mengaku memiliki 33 lokasi produksi dan atau pelayanan hingga April 2014. Rencana lokasi akan ditambah menjadi 80 titik hingga Juli 2014. Penambahan akan dilakukan di sejumlah wilayah, seperti SMK Tunas Pembangunan Solo. Pabrikan Esemka itu memasang target penambahan lokasi mencapai 580 titik hingga akhir 2015.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pejabat Humas PT SMK Sabar Budi menuturkan setiap titik dapat melayani spesifikasi berbeda. Ada lokasi yang melayani perakitan, servis resmi, penjualan, dan kantor seperti di SMK Warga dan SMK Negeri 5 Solo. Tetapi ada lokasi yang hanya melayani dua hal yakni kantor dan pemasaran, seperti di SMK Pancasila Solo.

“Kami bermitra dengan sejumlah SMK di seluruh Indonesia untuk melayani permintaan. Jadi perakitan mobil Esemka bukan hanya dilakukan salah satu titik tetapi beberapa titik,” kata Sabar saat ditemui Solopos.com, Jumat (11/4/2014).

PT SMK akan mengeluarkan produk baru jenis sport utility vehicle (SUV), Rajawali Tipe R2 MT 2014. Mobil yang dirakit menggunakan 60% komponen dari luar negeri dan 40% komponen dari dalam negeri itu mengalami peningkatan kualitas dari segi bodi, desain eksterior, interior, mesin dan lain-lain dibanding Rajawali R1.

Sabar menuturkan mobil Esemka Rajawali R1 menggunakan karakter mesin khas Eropa. Namun dia memastikan mobil Esemka Rajawali R2 akan menggunakan mesin dengan karakteristik Indonesia.“Mobil dibanderol Rp180 juta. Kami melakukan tes drive dan road. Kami tidak menggunakan mesin yang digunakan merek otomotif tertentu. Komponen mesin dari beberapa negara, seperti Jerman, Jepang, Tiongkok, Indonesia, dan lain-lain. Kami sudah menerima pesanan Rajawali R2 sebanyak 20 unit dari SMK di seluruh Indonesia,” ujar dia.

Dia mengaku pemasaran mobil Esemka masih terbatas di kalangan SMK karena persoalan teknis. Seperti mobil dibeli untuk menjadi bahan praktik dan atau sebagai mobil dinas SMK. Di sisi lain terkait pemesan sekitar 7.000 mobil Esemka produksi kali pertama, Sabar menjelaskan belum mampu memenuhi pesanan. Persoalan teknis dan pendanaan menjadi kendala.

Termasuk pembelian mobil Esemka untuk menjadi mobil dinas di lingkungan pemerintah. Mobil harus dibeli tanpa lelang karena harga di bawah Rp200 juta. Sayangnya mobil Esemka belum termasuk barang yang bisa dibeli dinas tanpa lelang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya