SOLOPOS.COM - Bengkel resmi mobil Esemka tetap dibuka di Kediri, Rabu (11/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Mobil Esemka dinilai kurang cocok sebagai mobil penumpang.

Solopos.com, JAKARTA –Ketimbang fokus sebagai mobil pribadi, Menteri Perindustrian Saleh Husin berpendapat mobil Esemka lebih cocok masuk ke segmen mobil niaga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lebih lanjut Saleh menjelaskan kemunculan awal Esemka akan lebih efektif jika menyasar segmen mobil niaga kelas menengah ke bawah untuk penggunaan di perdesaan. Sebab sebagai pemain baru, akan sulit jika harus bersaing dengan mobil mainstream produksi merek Jepang.

“Saya kira itu yang paling tepat karena dengan market yang begitu kompetitif, persaingan yang begitu ketat, saya kira perlu jeli untuk mau masuk ke market yang mana,” ungkap Saleh sebagaimana dilansir laman Detik, Senin (14/3/2016).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Esemka memang memiliki sejumlah model mobil niaga. Pertama adalah pikap Esemka Bima 1.100 cc dan 1.500 cc yang prototipenya dirakit oleh siswa SMK Negeri 6 Malang.

Ada pula pikap Esemka Zhangaro dari SMK 10 Malang dan Esemka Patua dari SMK Negeri 2 Surabaya. Terakhir adalah mobil boks Esemka Surya yang dikembangkan SMK Muhamadiyah 2 Borobudur dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Dalam peluncurannya di Solo Techno Park tahun 2012 lalu, mobil Esemka segmen niaga dijual seharga Rp60 jutaan hingga Rp70 jutaan.

Diberitakan sebelumnya, pabrik mobil Esemka di Boyolali juga akan memproduksi mobil pikap. Sayangnya hingga saat ini belum jelas model mana yang akan direalisasikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya