SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Pemerintah Kecamatan Ceper menjadikan kawasan pertanian di Desa Mlese sebagai pilot project pengembangan tanaman hortikultural organik sebagai alternatif tanaman pengganti padi.

Demikian dikemukakan Camat Ceper, Bejo Wiyono saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan panen buah mentimun di Dukuh Sragon Desa Mlese Kecamatan Ceper, Rabu (16/6). Menurut Bejo, sebanyak 10 jenis tanaman hortikultural sudah berhasil dikembangkan di Desa Mlese. Kesepuluh jenis tanaman itu meliputi lombok, kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau, boncis, bawang merah, mentimun, kedelai, jagung dan pare. Bejo menjelaskan, kesepuluh jenis tanaman hortikultural itu menggunakan pupuk organik sehingga aman bagi kesuburan tanah dan tanaman sendiri. “Kesepuluh tanaman itu menggunakan pupuk organik berupa kompos, gamping, maupun fermentasi urine binatang,” ujar Bejo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bejo menjelaskan, mewabahnya serangan hama wereng saat ini tidak mendukung para petani untuk menanam padi. Untuk itu, petani harus beralih menanam palawija atau hortikultural untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman tersebut. Dalam hal ini, pihaknya bermaksud menjadikan Desa Mlese sebagai pilot project atau percontohan bagi desa-desa yang lainnya.

Ekspedisi Mudik 2024

mkd

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya