SOLOPOS.COM - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Semarang, Tri Subekso. (Dok. Semarangpos.com/Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Mitos Wong Kalang atau orang-orang dari suku Kalang yang disebut-sebut memiliki ekor rupanya dibantah oleh pakar sejarah. Salah satu pakar sejarah yang membantah pendapat jika Wong Kalang sebagai manusia berekor adalah Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Semarang, Tri Subekso.

Menurut pria yang akrab disapa Bekso itu, pendapat bahwa Wong Kalang adalah manusia berekor tidaklah benar. Mitos orang-orang suku Kalang sebagai manusia berekor muncul karena adanya diskriminasi dari masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya rasa enggak seperti itu. Enggak benar jika Wong Kalang itu manusia berekor. Kalau berdasarkan bukti-bukti sejarah dan penemuan berbagai situs purbakala peninggalan Wong Kalang, enggak ada yang menyatakan jika mereka manusia yang memiliki ekor,” ujar Bekso kepada Solopos.com, Rabu (10/11/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Wong Kalang Ternyata Manusia Berekor, Ini Buktinya

Bekso menuturkan, anggapan Wong Kalang sebagai manusia yang memiliki ekor sebenarnya muncul akibat adanya diskriminasi terhadap orang-orang dari suku tersebut. Hal itu dikarenakan kebiasaan dan cara hidup orang-orang Kalang yang berbeda dari orang kebanyakan.

“Zaman dahulu, Wong Kalang itu dikenal suka hidup menyendiri, tinggal di hutan, dan nomaden [berpindah tempat]. Makanya, sering dikucilkan. Dari situ, banyak yang merendahkan mereka. Akhirnya, muncullah mitos yang menyatakan jika Wong Kalang itu manusia yang memiliki ekor, keturunan kera maupun keturunan anjing,” jelas Bekso.

Bekso mengatakan pada zaman dahulu, Wong Kalang memang dikenal tinggal di dalam hutan. Hal ini diperkuat dengan banyak ditemukan harta karun atau benda-benda peninggalan Wong Kalang di kawasan hutan, seperti Blora, Grobogan, Bojonegoro, atau sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo.

Kendati demikian, Wong Kalang dikenal memiliki fisik dan tenaga yang kuat. Bahkan, penguasa-penguasa Jawa pada zaman dahulu kerap menggunakan tenaga Wong Kalang untuk melakukan pekerjaan konstruksi seperti membangun candi atau keraton.

Baca juga: Suku Kalang Lebih Sakti dari Suku Dayak, Begini Kisahnya

“Bahkan Sultan Agung [Raja Mataram] saja pernah menggunakan jasa orang-orang dari Suku Kalang.  Hal itu pulalah yang membuat hingga kini masih ditemukan adanya komunitas Wong Kalang di Kota Gede [Yogyakarta],” imbuh Tri Subkeso.

Bekso mengatakan benda-benda peninggalan atau harta karun Wong Kalang saat ini banyak ditemukan di berbagai daerah di Pulau Jawa. Di Jateng selain di Blora, harta peninggalan Wong Kalang yang berasal dari tradisi Bekal Kubur juga ditemukan di Kabupaten Semarang.

“Terakhir, harta peninggalan Wong Kalang ditemukan di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Juli lalu. Memang masih perlu kajian yang mendalam apakah benda-benda itu peninggalan Wong Kalang, tapi kalau melihat dari temuannya, itu bisa dipastikan peninggalan orang suku Kalang dari tradisi Bekal Kubur,” imbuh Bekso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya