SOLOPOS.COM - Tebing Gunung Lawu. (Istimewa/Tim SAR Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Gunung Lawu yang berlokasi di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur dikenal mempunyai beragam cerita mitos legendaris oleh masyarakat.

Salah satu mitosnya adalah larangan dua warga dari daerah Cepu dan Blora untuk mendaki gunung setinggi 3.265 meter ini.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dilansir Okezone.com, mitos ini berawal ketika raja terakhir Kerajaan Majapahit, Prabu Brawijaya V mengasingkan diri akibat kejaran pasukan pimpinan Adipati Cepu.

Baca Juga:  Heboh Selebgram TE Terlibat Prostitusi, Netizen Sebut Nama Ini

Namun, pasukan Cepu tak berhasil menangkap Prabu Brawijaya V yang mengasingkan diri ke puncak Gunung Lawu. Di puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu.

Konon, isi sumpahnya, jika ada orang-orang dari daerah Cepu atau keturunan langsung Adipati Cepu naik Gunung Lawu, maka akan celaka. Oleh karena itu, mitos larangan mendaki Gunung Lawu dan sumpah Prabu Brawijaya V tersebut sampai sekarang masih diikuti oleh orang-orang dari daerah Cepu, terutama keturunan Adipati Cepu.

Baca Juga:  Tempat Wisata Menarik di Karanganyar yang Apik Buat Foto-foto

Bukan hanya itu saja, Gunung Lawu juga memiliki mitos lainnya yang hingga sekarang masih dipercaya oleh para pendaki.

Berikut ini beberapa mitosnya, yang Solopos.com pernah ulas sebelumnya.

Baca Juga:  Ini Dia Sosok Istri Habib Bahar bin Smith, Bersuara Merdu dan Cantik

Mitos Gunung Lawu

1.Jangan berniat buruk

Mitos pertama terkait gunung ini adalah pendaki yang naik ke Gunung Lawu tidak boleh berniat buruk. Sebab, selama ini gunung tersebut masih sering dipakai untuk kegiatan spiritual.

Pendaki tidak boleh berambisi harus sampai ke puncak. Namun, mereka sebaiknya menikmati proses perjalanan mendaki agar mendapat bonus sampai ke puncak.

Baca Juga:  Kumpulan Ucapan Selamat Natal, Kata-katanya Menyentuh Hati

2. Jangan bercanda

Mendaki Gunung Lawu juga harus memperhatikan sopan santun. Pendaki tidak boleh sembarangan bercanda, jika tidak ingin celaka. Sebab, mendaki gunung memerlukan konsentrasi agar tidak tersesat maupun ketinggalan rombongan.

Baca Juga: Biodata Habib Bahar bin Smith, Ulama Pendiri Majelis Pembela Rasulullah

3. Dilarang mengeluh

Mitos ketiga dari gunung ini adalah pendaki tidak boleh mengeluh lelah, dingin, atau yang lainnya saat naik ke Gunung Lawu. Setiap pendaki diimbau menikmati proses pendakian sampai ke puncak.

Baca Juga: Setelah Dikritik, Awul-awul di Solo Kini Banjir Dukungan Netizen

4. Hindari pakaian mrutu sewu

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Titis Sri Jawoto mengatakan, pendaki tidak boleh memakai pakaian dengan motif mrutu sewu. Motif tersebut akan terlihat samar saat berada di antara pepohonan, sehingga jika si pemakai tersesat akan sulit ditemukan.

“Itu menurut filosofi tradisional. Sebenarnya kalau soal percaya tidak percaya, tapi kalau secara logika misalnya tidak boleh pakai motif mrutu sewu. Itu nanti kalau dia agak jauh dari teman-temannya enggak bisa kelihatan. Secara logika masuk akal. Ya ada yang percaya kalau itu enggak bagus untuk naik gunung,” ujar dia.

Baca Juga: 8 Tempat Wisata Menarik di Kota Solo, Ada yang Gratis dan Berbayar

5. Dilarang pakai baju hijau



Mitos lain tentang misteri Gunung Lawu adalah pendaki tidak boleh memakai atribut berwarna hijau pupus menyerupai dedaunan. “Tetapi sebetulnya bisa dinalar kok. Kalau pakai atribut, pakaian warna hijau pupus menyerupai dedaunan maka saat terpisah dari rombongan akan susah ditemukan. Ijo pupus itu kan warna alam,” urai dia.

Baca Juga: Sama-sama Siaga, Apa Sih Beda Erupsi Gunung Semeru dan Merapi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya