SOLOPOS.COM - Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. (Freepik)

Solopos.com, MAGELANG — Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi destinasi wisata unggulan karena merupakan situs warisan dunia. Ada mitos yang terkenal di Candi Borobudur, yaitu pegang batu dapat berkah. Benarkah mitos tersebut?

Dikutip dari Wikipedia, Selasa (7/6/2022), mitos yang dipercaya masyarakat itu disebut dengan istilah Kunto Bimo. Konon, siapapun yang merogoh ke dalam stupa berongga dan dapat menyentuh bagian tubuh arca Buddha di dalamnya akan mendapat keberuntungan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada yang mengatakan bagi pria harus memegang jari manis atau jari kelingking arca Buddha. Sementara bag wanita jika ingin mendapat berkah harus memegang telapak kaki atau tumit arca.

Namun ada juga yang mengatakan jika yang membawa keberuntungan adalah jika berhasil menyentuh ibu jari kaki arca Buddha.

Dengan adanya mitos tersebut, arca Buddha itu dikenal dengan nama Kunto Bimo. Lokasinya berada di stupa berongga di lantai pertama dari tingkat Arupadhatu atau tingkat ketujuh dari 10 tingkatan candi.

Posisinya berada di sebelah timur candi atau stupa pertama yang berada di sebelah kanan dari tangga pintu timur.

Baca juga: Selain Borobudur, Ini Tempat Wisata di Magelang yang Direkomendasikan

Akal-Akalan

Mendiang arkeolog Indonesia, R. Soekmono, mengatakan, mitos itu tidak ada kaitannya dengan ajaran agama Buddha, melainkan akal-akalan oknum petugas candi pada 1950-an.

Mitos ini diawali keinginan oknum petugas yang ingin mendapat keuntungan lebih. Mereka pun menaburkan bunga pada salah satu stupa untuk memberikan daya tarik.

Upaya itu pun berhasil menarik pengunjung dan mulai mempercayai mitos pegang patung di Candi Borobudur akan mendapat berkah.

Perilaku pengunjung itu pun disinggung arkeolog Belanda, August Johan Bernet Kempers, dalam bukunya Ageless Borobudur.

Baca juga: Tiket Candi Borobudur Rp750.000, ASPPI: Wisata ke Magelang Tetap Tinggi

Perilaku memberi uang kepada arca tersebut kemudian diikuti dengan tindakan merogoh dan menyentuh bagian dari arca Buddha untuk mendapatkan keberuntungan. Tidak diketahui secara pasti mengapa yang harus disentuh adalah jari manis dan tumit.

Di balik kepopulerannya, mitos Kunto Bimo juga mengandung unsur bahaya, baik untuk pengunjung maupun terlebih untuk kelestarian Candi Borobudur.

Mitos pegang patung itu berpotensi merusak stupa di Candi Borobudur. Sentuhan tangan pengunjung yang kotor mempercepat pelapukan arca di sana.

Sampai akhirnya pada 2016, Balai Konservasi Borobudur melarang pengunjung memegang dan menginjak stupa yang ada di candi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya