SOLOPOS.COM - Wisawatan menikmati suasana Pantai Karangbolong di Kebumen, Jateng, Rabu (5/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, KEBUMEN — Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah (Jateng) memiliki sederet wisata pantai yang memiliki panorama indah. Namun, keberadaan pantai di Kebumen itu turut diiringi dengan mitos maupun kisah misteri, salah satunya adalah Pantai Karangbolong.

Pantai Karangbolong terletak di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Rute menuju ke pantai ini cukup mudah. Jika dari arah Yogyakarta tinggal menelusuri Jalan Deandles atau jalur selatan selatan Jawa menuju Pantai Suwuk dengan melewati Alun-Alun Karangbolong. Setelah sampai di pertigaan, belok ke kanan dan terus berada di jalur tersebut hingga sampai di lokasi Pantai Karangbolong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari laman Internet resmi Pemkab Kebumen, Pantai Karangbolong merupakan pantai dengan hamparan pasir yang cukup luas, dibatasi perbuktian dari batuan sedimen klastik asal gunungapi. Pasir di pantai itu berwarna abu-abu yang berasal dari batuan tersebut.

Pantai Karangbolong juga memiliki potensi membentuk arus balik yang kuat, sehingga merupakan kawasan yang berbahaya untuk berenang. Kegiatan yang cocok dilakukan di kawasan pantai ini adalah memancing karena banyak menjadi habitat ikan karang.

Di kawasan pantai ini juga terdapat Gua Karangbolong, yang terletak di sisi timur. Gua Karangbolong berukuran panjang 30 meter, lebar 10 meter dan tinggi sekitar 5 meter. Gua ini juga dikenal menjadi tempat habitat burung walet. Oleh karenanya, tak heran jika di gua ini akan banyak ditemui pemburu sarang burung walet.

Baca juga: Indahnya Pantai Karang Bolong Kebumen, Simpan Histori & Mitos

Selain memiliki panorama alam yang menarik, Pantai Karangbolong juga dipercaya sebagai tempat keramat di Kebumen. Oleh karenanya, banyak kisah misteri dan mitos yang menyelimuti Pantai Karangbolong di Kebumen.

Perilaku Masyarakat

Mitos dan misteri di Pantai Karangbolong inipun turut mempengaruhi perilaku masyarakat di sekitarnya. Perilaku ini terlihat dari berbagai acara adat atau tradisi yang digelar warga sekitar seperti upacara larungan, ritual unduh walet, selametan tumpengan, tenongan, pagelaran wayang kulit, ketoprak, ebeg, ritual Sura, sedekah bumi, dan lain sebagainya.

Diolah dari berbagai sumber, salah satu upacara atau ritual yang dipaling terkenal digelar masyarakat di Pantai Karangbolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, adalah ritual unduh sarang walet. Mitos atau keyakinan yang dipercaya masyarakat sekitar, ritual ini harus dilakukan sebelum panen sarang burung walet di Goa Karangbolong agar terhindar dari marabahaya.

Ritual ini biasanya digelar sehari sebelum prosesi mengambil sarang burung walet baik di Goa Karangduwur, Goa Pasir, maupun Goa Karangbolong. Mitos yang beredar di kalangan masyarakat Pantai Karangbolong, Kebumen, ritual ini ditunjukkan kepada penguasa dan pemilik sarang burung walet di Karangbolong, yang tak lain adalah Nyi Roro Kidul, yang dalam budaya masyarakat di Jawa sebagai penguasa pantai atau laut selatan.

Baca juga: Pantai Menganti Kebumen, New Zealand-nya Indonesia

Dalam upacara itu disapkan berbagai macam sesaji dan penganan yang konon merupakan favorit Nyi Roro Kidul. Selain itu, juga digelar berbagai pertunjukan seni di goa tempat burung walet bersarang seperti ketoprak, wayang kulit, hingga tayub.

Utusan Mataram

Sebelum ritual, dalang yang menggelar pertunjukan diminta membaca manta yang ditunjukkan kepada Nyi Roro Kidul dan para pengikutnya. Dalam menggelar pertunjunkan wayang kulit, sang dalang juga dilarang menampilkan cerita berisi tokoh atau lakon yang mati di peperangan. Konon, jika dalang menampilkan cerita seperti itu diyakini akan ada pemetik sarang burung walet yang terkena musibah seperti terpeleset, jatuh sakit, maupun mati.

Baca juga: Gunung Purba Kebumen, Awal Mula Pulau Jawa?

Mitos menggelar ritual sebelum mengunduh sarang burung walet ini konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Kisah yang dipercaya masyarakat, dahulu kala ada seorang utusan Kerajaan Mataram bernama Kyai Surti yang diperintahkan mencari obat untuk istri raja ke Pantai Karangbolong.

Sesampainya di Pantai Karangbolong, Kyai Surti melakukan pertapaan hingga mendapat wangsit dari anak buah Ratu Kidul bernama Dewi Suryawati. Wangsit itu meminta Kyai Surti mengambil sarang burung walet yang ada di Goa Karangbolong sebagai obat istri raja.

Setelah mendapatkan izin Ratu Kidul atau Nyi Roro Kidul, Kyai Surti pun mengambil sarang burung walet untuk obat sang ratu hingga sembuh. Setelah istri raja itu sembuh, Kyai Surti kemudian menikah secara gaib dengan Dewi Suryawati dan menjadi penjaga Pantai Karangbolong, Kebumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya