SOLOPOS.COM - ndas borok khas Temanggung (Sumber: Temanggungkab.go.id)

Solopos.com, TEMANGGUNG — Jika sepintas mendengar namanya, makanan ini akan terkesan menjijikan karena dalam Bahasa Jawa mengandung arti luka di kepala. Akan tetapi, makanan khas Temanggung, Jawa Tengah, bernama Ndas Borok ini dikenal sebagai kudapan dengan cita rasa gurih dan manis.

Dilansir dari Temanggungkab.go.id, Rabu (2/3/2022), Ndas Borok merupakan makanan yang berbahan dasar dari singkong, parutan kelapa dengan taburan gula aren. Bentuk makanan ini sekilas mirip dengan borok atau luka yang ada di kepala. Meski begitu, kudapan ini memiliki rasa yang lezat.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Makanan ini juga memiliki kisah misteri yang dipercaya sebagai mitos yang sudah diceritakan dari leluhur secara turun temurun. Dalam kisah itu dijelaskan bahwa makanan khas Temanggung ini merupakan bekal yang hanya boleh dibawa saat mendaki Gunung Sumbing.

Baca juga: Robusta Temanggung, Kopi Mewah Kelas Dunia

Mitos Ndas Borok

Menurut mitos yang berkembang, pendaki Gunung Sumbing hanya diperbolehkan membawa bekal berupa singkong, gula aren dan kelapa yang merupakan bahan dasar dari Ndas Borok. Penjelasan dari mitos ini adalah jika bekal yang dibawa berupa nasi dan lauk, maka akan mudah terasa lapar lagi tiap satu hingga dua jam seusai makan. Oleh karena itu, para pendaki dianjurkan membawa bekal Ndas Borok ini yang berbahan dasar singkong, gula aren dan kelapa, seperti yang dianjurkan.

Secara kandungan dan kasiat, singkong mengadung karbohidrat dan gula aren serta kelapa mengadung sumber energi yang berguna bagi stamina para pendaki gunung sehingga kudapan ini lebih dianjurkan untuk dibawa menjadi bekal.

Baca juga: Teh Poci Tegal vs Teh Oplosan Solo, Mana Lebih Nikmat?

Dilansir dari Bisnis.com, cara membuat makanan khas Temanggung ini cukup mudah. Yaitu dengan memadukan singkong, gula aren dan kelapa menjadi satu dan kemudian dikukus. Awalnya, singkong dan kelapa diparut lalu dicampur rata, setelah itu ditaburi gula aren yang telah disisir tipis dan diberi alas daun pisang lalu dikukus selama 20 menit.

Makanan ini bisa bertahan 3×24 jam jika telah dikukus minimal 20—30 menit tanpa diawetkan. Hanya saja rasanya akan berubah sedikit asam. Rasa asam itu akan hilang jika dikukus lagi.

Baca juga: Gunung Padang Cianjur & Cilacap, Serupa Tapi Tak Sama

Cerita Penjual Ndas Borok

Salah satu produsen Ndas Borok bernama Saryanto, warga Desa Pendowo, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Ia membuat Ndas Borok karena terinspirasi masa kecil saat dia diajak oleh orang tuanya pergi berdagang beras ke daerah Parakan dan dia mengaku setiap diajak orang tuanya itu, pria yang akrab disapa Itok itu selalu dibelikan kudapan Ndas Borok tersebut.

Ndas Borok buatan Itok ini bulat berdiameter 20 centimeter dengan ketebalan 1 cm. Untuk satu porsi makanan khas Temanggung biasanya bisa disantap empat orang. Setiap hari Itok membuat rata-rata 20-30 porsi.

Tiap satu porsi Ndas Borok memmiliki berat 3-4 ons dan dijual dengan harga Rp10.000. Pesanan Ndas Borok juga datang dari Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Meskipun ada pengiriman makanan yang bisa sehari sampai, namun karena ini tergolong makanan basah yang tidak tahan sampai terlalu lama, maka ia tidak mengutamakan pengiriman ke luar kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya