SOLOPOS.COM - Sumur Mendungsari Pangersa/Weling di Dukuh Ngebung RT 004, Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. (Istimewa/Wakimin).

Solopos.com, SRAGEN — Selain menyimpan potensi berupa kerajinan kain tenun kluwung gedong, Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Sragen, juga mempunyai tempat menarik yaitu Sumur Mendungsari Pangersa (Weling Putih). Konon sumur tersebut dijaga oleh seorang dayang, perempuan cantik yang berubah menjadi seekor belut putih.

Ngebung sendiri adalah salah satu desa budaya sebagai program Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sumur Mendungsari Pangersa  menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Pendamping Kebudayaan Desa Ngebung, Wakimin, sumur ini dipercayai masyarakat sekitar memiliki penjaga seorang wanita atau biasa disebut dayang. Dayang itu tak lain adalah seekor belut putih.

“Menurut [mitos] warga sekitar, penjaga sumur tersebut adalah seorang perempuan cantik yang bernama Siti Murni yang bisa berubah menjadi belut putih,” terang Wakimin pada Solopos.com di rumahnya Kamis (25/8/2022).

Baca Juga: Ini Kendala yang Biasa Mengganjal Pengembangan Potensi Desa Wisata di Sragen

Sebelum membuat sumur tersebut, dahulu warga sekitar juga menyelenggarakan beberapa ritual sebagai salah satu syarat pembuatan sumur. Ritual pertama, masyarakat harus bertapa selama 40 hari tanpa makan dan minum.

“Setelah masyarakat bertapa, kemudian akan mendapat petunjuk atau ilham, untuk masyarakat mengadakan syukuran atau bancakan. Kemudian sumur tersebut akan mengeluarkan air,” tambah Tekle, sapaan akrab Wakimin.

Tidak hanya itu, masyarakat harus mengadakan tarian tradisional yang dikenal sebagai klenengan. Sebelum menyelenggarakan hajatan, masyarakat harus memberikan sesaji ke sumur tersebut.

Baca Juga: Kerajinan Kain Tenun Kluwung Gendong Desa Ngebung Sragen Terancam Punah

“Konon katanya apabila seseorang sedang hamil kemudian mandi atau membasuh mukanya saat gerhana bulan, maka apabila anaknya perempuan akan menjadi cantik, dan jika laki-laki akan menjadi tampan,” tambahnya.

Pembuatan sumur tersebut tidak menggunakan bahan bangunan seperti sekarang. Masyarakat dahulu hanya menggunakan tumpukan batu besar yang tersusun rapi.

Sekitar 1997, masyarakat sekitar membuat tanggul sumur yang lebih tinggi, sebagai salah satu cara menjaga keaslian sumur tersebut. Sumur Mendungsari Pangersa terletak di area persawahan, tepatnya di sebelah barat daya Klaster Museum Manusia Purba Ngebung dengan jarak tidak mencapai 100 meter.

Baca Juga: Memotret Geliat Pariwisata dan Prospek Bisnis Penginapan di Sragen

Ngebung sendiri merupakan bagian dari Situs Sangiran yang banyak ditemukan fosil manusia maupun benda purbakala. Tidak hanya fosil, di Desa Ngebung juga terdapat satu-satunya perajin tenun kluwung gendong yaitu Surati, serta wayang purba yang diinisiasi oleh tiga pemuda desa setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya