SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tengah memitigasi risiko kredit kepada anak usaha Duniatex Group yang bergerak pada industri tekstil. Perusahaan mengantisipasi potensi kredit masuk dalam kategori kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL).

Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan saat ini, kredit kepada anak usaha Duniatex sebesar Rp459 miliar. “Spesifik itu sindikasi Rp301 miliar dan juga ada bilateral sekitar Rp158 miliar, jadi total itu Rp459 miliar,” paparnya usai paparan kinerja semester I/2019 di kantor pusat BNI, Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Bob melanjutkan bahwa per Juni 2019, pembayaran angsuran kredit masih normal atau tergolong kolektibilitas tahap 1. “Nah, dengan kejadian ini memang kami lakukan antisipasi pada Juli 2019 seperti apa,” jelasnya.

Seperti diketahui, S&P Global Ratings memangkas peringkat obligasi global yang dijual oleh anak usaha Duniatex Group dari BB- menjadi CCC-. 

BNI menegaskan telah menguasai secara hukum aset yang dijadikan agunan oleh Duniatex. Secara nilai, jaminan berupa tanah dan bangunan tersebut senilai 2,5 kali dari total kredit yang disalurkan oleh bank pelat merah itu. “Ini sedang kami bicarakan dengan pemiliknya untuk mencarikan investor, sehingga aset itu bisa untuk melunasi utang,” terang Bob.

Secara total, industri tekstil berkontribusi 7-9 persen dari portofolio kredit perusahaan.

Sementara itu, J.P. Morgan mencatat ada 10 bank yang menjadi kreditur anak usaha Duniatex Group, PT Duta Merlin Dunia Textile (DMDT). Sepanjang 2018, kredit yang disalurkan oleh bank kepada DMDT sebesar Rp5,25 triliun dan US$362,3 miliar. Sebanyak 58 persen di antaranya merupakan kredit sindikasi.

Selain BNI, ada dua bank BUMN lain yang menjadi kreditur DMDT. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menjadi bank terbesar yang menyalurkan dana, setelah Bank Exim, sepanjang 2018.

J.P Morgan memperkirakan Duniatex Group memiliki total pinjaman jauh lebih besar dibandingkan dengan anak usahanya, DMDT. “Sebagai contoh, tim kami menemukan bahwa Duniatex memiliki kredit modal kerja senilai Rp5,4 miliar yang bergulir setiap 12 bulan. Duniatex telah menunjuk penasihat keuangan untuk kemungkinan resktrukturisasi,” demikian mengutip riset J.P Morgan yang ditulis oleh Harsh Wardhan Modi, Anurag Rajat, dan Gaurav Khandewal, Senin (22/7).

Sementara itu, J.P Morgan menyebut Bank Mandiri telah mengklarifikasi memiliki eksposur kredit sebesar Rp2,2 triliun kepada Duniatex. Jumlah tersebut turun dari sebelumnya Rp3,4 triliun per Desember 2018.

Bank pelat merah itu menyebutkan bahwa kredit kepada Duniatex memiliki jaminan sebesar 160 persen dari total kredit. Seperti halnya BNI, emiten berkode BMRI ini masih mengklasifikasikan utang Duniatex sebagai kolektibilitas tahap 1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya