SOLOPOS.COM - Salah satu kamp tenda pengungsian yang tampak lengang saat digelarnya simulasi bencana tsunami di Lapangan Blali, Kamis (26/11/2015). (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Mitigasi bencana berupa simulasi tsunami digelar di Bantul.

Harianjogja.com, BANTUL-Simulasi bencana tsunami yang digelar oleh jajaran Komando Resort Militer (Korem) 072/Pamungkas di Lapangan Blali, Desa Seloharjo, Kamis (26/11/2015) dinilai tak tepat sasaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Skenario kegiatan yang melibatkan ratusan personel TNI, baik dari Korem 072/Pamungkas maupun Komando Distrik Militer (Kodim) 0729/Bantul, Kodim 0730/Gunungkidul dan didukung oleh beberapa orang personel dari Tagana, Dinas Perhubungan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY serta Bantul itu dinilai tak sepenuhnya menyentuh masyarakat sebagai pihak langsung yang terdampak bencana.

Salah satu warga Parangtritis yang enggan disebutkan namanya mengaku, saat simulasi berlangsung, banyak warga yang belum paham detail skenarionya. Akibatnya, beberapa warga justru tak bisa mengikuti simulasi itu dengan sungguh-sungguh. “Sampeyan lihat sendiri tadi. Tidak ada warga yang berlari kesana kemari. Bahkan saat sirine berbunyi, warga menanggapinya biasa-biasa saja,” katanya.

Dia menganggap sebuah kegiatan simulasi itu merupakan salah satu bentuk sosialiasi kepada masyarakat terkait dengan sikap tanggap darurat bencana. Dalam simulasi yang dimulai pukul 10.00 itu, ia menganggap, pihak penyelenggara lebih banyak memberikan sosialisasi terkait prosedur komunikasi .

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto tak menampik, konsep skenario simulasi yang diterapkan oleh pihak TNI tersebut berbeda dengan konsep yang biasa ia terapkan. Terlebih, dalam simulasi tersebut, pihaknya tak dilibatkan dalam hal penyusunan konsep.
“Kami hanya diminta masukan saja,” ujarnya.

Dalam menggelar sebuah kegiatan simulasi bencana, pihaknya biasa mendahuluinya dengan Rencana Kontijensi (renkon). Menurutnya, hal ini mutlak dilakukan untuk merencakan tindakan-tindakan darurat dalam hal penanganan bencana.

“Renkon inilah yang kemudian kami jadikan dasar untuk menyusun sebuah skenario simulasi,” tambah Dwi.

Sedangkan terkait dengan simulasi bencana tsunami yang digelar oleh TNI tersebut, pihaknya memang tak mengetahui pasti prinsip dasar yang digunakan. Terlebih, untuk tahun ini, pihaknya memang tidak menganggarkan kegiatan simulasi bencana tsunami. Tahun ini pihaknya hanya menggelar beberapa kegiatan simulasi saja, seperti misalnya kebakaran, gempa bumi, dan banjir. Meski begitu, ia tetap memberikan apresiasi terhadap pihak TNI yang berinisiatif menggelar simulasi tersebut.

“Ya silakan diambil sisi positifnya saja,” cetusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya