SOLOPOS.COM - Poster Pemakaman Pasien Covid-19 (Detik.com)

Solopos.com, SRAGEN — Kisah horor kerap menyertai para sukarelawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 Kabupaten Sragen. Ada sosok makhluk astral yang ikut membantu pemakaman atau hanya menyaksikan prosesi pemakaman.

Pengalaman horor itu pernah dialami Sukino, sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 asal Gemolong. Suatu kali, Sukino dan teman-teman sukarelawan lainnya mengangkat peti jenazah pasien Covid-19 untuk dikubur di permakaman umum.

Promosi Gelar Festival Ramadan, PT Pegadaian Kanwil Jawa Barat Siapkan Panggung Emas

Baca Juga: Dipimpin Kapolsek Sambungmacan, Evakuasi Buaya Muara 2,8 Meter di Sragen Butuh Waktu 1,5 Jam

Sukino dan teman-temannya merasakan berat beban pada peti berisi jenazah itu. “Kami mengangkat peti itu sampai berat. Lubang makam itu ukurannya 1 meter x 2 meter. Tanahnya lempung. Ada satu sudut yang horor. Ada sosok memakai pakaian serba hitam. Saya kira teman. Saya amati lama-lama menjauh begitu. Sosok itu hanya melihat. Atasan atau bawahan yang dikenakan serbahitam,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (24/6/2021).

Sukarelawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 asal Jurangjero, Karangmalang, Sragen, Habib Al Haj, 26, mengaku mengalami kisah horor pada pekan lalu.

Baca Juga: 7 Orang Positif Covid-19, Puluhan Rumah Warga Pilang Sragen Disemprot Disinfektan

Ikut Memakamkan

Lokasinya di permakaman umum wilayah Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Sragen. Proses pemakaman jenazah itu berlangsung pada waktu Magrib.

Saat azan berkumandang, jenazah diturunkan dari mobil ambulans. Dalam prosesi pemakaman itu ada satu orang yang mirip dengan teman sesama sukarelawan. Orang itu juga mengenakan hazmat warna putih.

“Saat prosesi pemakaman, orang itu juga menyerahkan cangkul ke teman lain tetapi hanya diam saja,” ujarnya.

Baca Juga: Terungkap! Jawa Pernah Jadi Produsen Gula Terbesar Dunia, Soloraya Punya 16 Pabrik

Setelah prosesi pemakaman selesai, kata Habib, teman-teman lainnya baru tersadar orang yang tadi ikut memakamkan itu bukan sukarelawan anggota tim. Bukan pula warga sekitar yang membantu karena saat dihitung jumlah yang mengenakan alat pelindung diri (APD) sudah pas.

“Teman-teman banyak yang melihat tetapi tidak berani bilang pas di lokasi. Teman-teman bilang kalau orang itu bukan manusia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya