SOLOPOS.COM - Situs Tapaan Pengging yang menjadi salah satu lokasi perburuan harta karun di Blora. (Blorakab.go.id)

Solopos.com, BLORA — Situs Tapaan Pengging adalah salah satu dari tiga tempat perburuan harta karun benda-benda purbakala di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Berlokasi di Dukuh Wadas, Desa Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, area Situs Tapaan Pengging ini berupa bangunan yang diperkirakan sebagai pendopo Kerajaan Pengging. Luas areal kurang lebih 3 hektar (Ha) dan berada di dekat tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di depan SMP Negeri 2 Banjarejo.

Dilansir dari Blorakab.go.id, Sabtu (6/11/2021), tapaan itu berada di sekitar pohon sejenis pohon serut yang sampai sekarang masih sering digunakan oleh warga sebagai tempat nyandran dan juga mencari wangsit. Selain sebagai tempat semedi dan nyadran, di sini juga sering digunakan sebagai tempat pencarian harta karun dan barang antik secara gaib dengan melakukan beberapa ritual. Dulu pernah ditemukan batu bata dengan ukuran lebar 30 cm, panjang 20 cm dan tinggi 8 cm di kedalaman 30-50 meter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penemuan artefak lainnya adalah cawan (mangkok) bergambar dua ikan wader di kedalaman 20-30 cm;  emas sebesar biji jagung dan uang kuno serta penelitian Pustalitarkenas tahun 2010 yang di mana banyak ditemukan keramik dari Dinasti Tang dan Song yang diperkirakan berasal dari abad ke-10. Dengan penemuan ini, situs ini merupakan pemukiman masa klasik, tepatnya pada masa kerajaan Hindu-Bundha.

Baca Juga: Selat Muria Penentu Kejayaan Kesultanan Demak

Situs Tapaan Pengging ini juga dikenal dengan kisah legenda masyarakat setempat, yaitu kisah salah satu pengikut Syekh Siti Jenar, Ki Ageng Pengging dengan ajaran Sufisme Manunggaling Kawula Gusti. Dilansir dari Okezone.com, ajaran tersebut dianggap keluar jalur oleh Wali Songo, penyebar agama Islam yang masih menjujung tinggi syariat Islam, meskipun dalam praktiknya menggunakan media seni dan budaya.

Karena Ki Ageng Pengging masih kuat dengan kepercayaan sufismenya, maka Sunan Agung diutus untuk menasehati Ki  Ageng Pengging untuk kembali ke syariat. Merasa terdesak, Ki Ageng Pengging beserta pengukutnya melarikan diri ke arah timur selatan Demak, yaitu tepatnya di lokasi yang sekarang dikenal dengan nama Situs Tapaan Pengging tersebut.

Situs Tapaan Pengging tersebut konon dipercaya menjadi rumah singgah bagi Ki Ageng Pengging yang menolak ajakan Sunan Kudus untuk kembali ke syariat Islam. Sementara itu, berdasarkan penelitian sejarah, areal Situs Tapaan Penggng ini juga diyakini pernah berdiri sebuah kerajaan bernama Pengging dan lokasinya sama dengan situs pertapaan itu.

Baca Juga: Peta Harta Karun Indonesia: 9 Lokasi Ada di Jateng

Salah satu peninggalannya adalah Sumur Pitu yang airnya tidak pernah surut walau musim kemarau berkepanjangan. Sumur yang dikenal dengan nama Sumur Gung ini oleh Pemerintah Kabupaten Blora sudah dijadikan cagar budaya.  Namun sayangnya, kawasan sumur itu belum terawat dengan baik.

Menurut cerita, konon Sumur Pitu ini pernah ada pembuatan pusaka.  Sumur-sumur itu berjumlah pitu atau tujuh dan masihg-masing sumur memiliki nama  yang berbeda. Ada sumur Guru. sumur Palang, sumur Boto, sumur Gemuling, sumur Goweng dan sumur utama. Di Sumur Utama, terdapat kolam besar yang biasanya digunakan untuk mandi bersama para putri kerajaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya