SOLOPOS.COM - Andrei Chikatilo dalam pengawalan polisi setelah penangkapannya. (tumblr.com)

Andrei Chikatilo dalam pengawalan polisi setelah penangkapannya. (tumblr.com)

Meski polisi sudah memperketat pemantauan di berbagai stasiun kereta dan bus, si pembunuh misterius ternyata mampu menyelinap di antara jaring polisi. Sejumlah korban kembali jatuh. Tapi bukan berarti polisi gagal. Pemantauan yang lebih ketat itu menghasilkan petunjuk yang sangat penting. Seseorang yang bertahun-tahun sebelumnya pernah ditangkap polisi dan diduga sebagai si pembunuh ternyata terlihat di salah satu stasiun yang menjadi lokasi di mana salah satu korban terbaru kali terakhir terlihat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekilas melihat namanya, bulu tengkuk kepala Satgas pemburu pembunuh misterius, Viktor Burakov meremang. Orang itu bernama Andrei Romanovich Chikatilo, 54. Dia pernah dimintai keterangan oleh polisi tahun 1984, namun karena saat itu golongan darahnya tidak sama dengan miik si pembunuh, dia bebas. Namun kini polisi sudah tahu bahwa mereka salah mengidentifikasi golongan darah si pembunuh, sehingga Chikatilo pun kini jadi terbuka kansnya jadi tersangka. Apalagi, fakta bahwa dia terlihat berada di stasiun yang sama dengan salah satu korban pembunuhan jelas bukan kebetulan. Bahkan ada kesaksian yang memberatkannya. Ada yang mengaku melihatnya keluar dari hutan yang menjadi lokasi penemuan korban dan mencuci tangan di sebuah pompa tangan.

Burakov tak buru-buru menangkapnya. Dia menugaskan anak buahnya terus menguntit Chikatilo, sementara yang lain mempelajari data-data kehidupannya. Ternyata Chikatilo dipaksa pensiun dari profesinya sebagai guru setelah ada laporan dirinya melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah muridnya. Riwayat perjalanan-perjalanan yang dilakukannya klop pula dengan laporan temuan-temuan korban, termasuk saat ada temuan korban di Moskow, ternyata saat itu dia juga sedang pergi ke sana.

Akhirnya, 20 November 1990, Chikatilo ditangkap. Kepala penyidik Issa Kostoyev segera menangani sendiri interogasi atas Chikatilo. Dia segera mendapat kesan, di balik penampilannya yang mengesankan sebagai seorang tua yang ringkih, Chikatilo sebenarnya orang yang cerdik. Pancingan dan gertakan yang dilancarkan Kostoyev tak ada yang berbuah pengakuan dari si tersangka. Bahkan dengan berbagai alasan, Chikatilo berhasil mengulur waktu sehingga batas waktu penahanannya yang 10 hari hampir habis. Padahal, polisi masih belum mendapatkan pengakuan atau bukti yang sangat kuat dari Chikatilo untuk menuntutnya ke pengadilan. Jika sudah begitu, Chikatilo sesuai hukum harus dilepas.

Burakov pun menyarankan jalan terakhir. Dia mengusulkan agar psikiater Dr Bukhanovsky diberi kesempatan untuk menginterogasi Chikatilo. Sang psikiater setuju, dengan syarat, dia akan melakukannya dalam kapasitas sebagai ilmuwan dan untuk tujuan ilmiah, bukan untuk urusan hukum. Bukhanovsky pun segera melihat kalau Chikatilo memang mirip sekali dengan profil psikologis pembunuh berantai yang dulu pernah disampaikannya pada polisi. Dia juga melihat si tersangka berhasrat Curhat padanya tentang apa yang sudah dilakukannya. Maka Bukhanovsky memutuskan jadi pendengar yang baik.

Tapi untuk memancingnya, Bukhanovsky terlebih dulu membacakan hasil penelitiannya terhadap si tersangka pembunuh serta uraian polisi mengenai pembunuhan-pembunuhan yang telah terjadi. Chikatilo menyimaknya, terlihat terguncang dan akhirnya mengaku bahwa semua itu memang perbuatannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya