SOLOPOS.COM - Ilustrasi (en.trend.az)

Ilustrasi (en.trend.az)

Teror pembunuh berantai misterius melanda wilayah Rostov, Rusia selatan. Belum ada petunjuk berarti yang berhasil didapatkan polisi sementara penemuan korban terus terjadi. Kemudian polisi mendapatkan satu tersangka, Yuri Kalenik, 19. Yuri adalah pemuda terbelakang mental yang kebetulan saja dicurigai karena penampilannya. Tanpa didampingi pengacara, Yuri terus ditekan dan disiksa selama masa penahanannya. Akhirnya Yuri mengaku, tapi itu lantaran dia tak tahan dengan siksaan yang terus dialaminya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun Viktor Burakov, salah satu personel satuan tugas khusus yang dibentuk kepolisian wilayah Rostov, tak bisa percaya begitu saja pada pengakuan bersalah dari Yuri. Dia segera melihat, Yuri mengaku karena ditekan dan disiksa. Keyakinan Burakov makin kuat setelah jatuh lagi korban. Seperti sebelumnya, jasad korban ini juga menunjukkan bekas penyerangan yang sangat keji dengan menggunakan pisau. Setelah itu, dua lagi korban ditemukan dengan kondisi yang nyaris sama, namun yang terakhir ditemukan dalam kondisi tinggal kerangka sehingga waktu pembunuhannya diyakini jauh lebih lama.

Tak lama setelah pergantian tahun memasuki 1984, kembali ditemukan satu korban, yaitu yang ke-10. Kali ini korbannya anak laki-laki dan berhasil diidentifikasi sebagai Sergei Markov, 14, yang dilaporkan hilang sejak 27 Desember 1983. Karena pembunuhan terjadi saat musim dingin, suhu udara dan salju mengawetkan jasad korban sehingga penyidik dan ahli forensik bisa secara jelas mengidentifikasi apa yang terjadi pada si korban.

Jenazah menunjukkan bekas tikaman pisau hingga puluhan kali. Alat kelaminnya hilang, dan ada bekas sodomi pada korban. Kepala reserse kriminal Rostov, Mikhail Fetisov, memutuskan mencoba menyusur jejak aktivitas Markov hingga saat dia meninggal. Namun sayang, kasus salah tangkap kembali terjadi. Ini terjadi ketika polisi mendapat info bahwa pada saat Markov pergi naik kereta listrik, yang kemudian menjadi saat terakhirnya dia terlihat hidup, ada seorang pemuda cacat mental yang juga naik kereta itu. Pemuda itu, Mikhail Tyapin, 23, mirip dengan tersangka sebelumnya, Yuri Kalenik, sama-sama terbelakang mental dan sulit berkomunikasi. Postur tubuhnya yang besar membuatnya “makin ideal” jadi seorang tersangka pembunuh berantai.

Siksaan dan tekanan membuat Mikhail segera mengaku. Namun segera banyak bagian pengakuannya yang tak cocok dengan kondisi di lapangan. Polisi jadi makin puyeng. Setelah itu korban pun terus berjatuhan. Yang terakhir terjadi Maret di Novoshakhtinsk. Korbannya Dmitri Ptashnikov, 10, yang ditemukan tiga hari setelah dibunuh dalam kondisi mengalami tikaman berkali-kali dan alat kelaminnya hilang. Seperti di dua korban sebelumnya, ditemukan jejak sperma pada tubuhnya.

Kali ini ada saksi yang melihat anak itu sempat dibuntuti laki-laki bertubuh tinggi, berpipi cekung dengan kaki besar. Deskripsi ini cocok dengan jejak kaki berukuran besar yang ditemukan di dekat jasad Dmitri Ptashnikov. Namun tak ada yang bisa mengidentifikasi orang dengan ciri-ciri seperti itu. Korban terus berjatuhan dan hingga akhir musim panas 1984, polisi menghitng sudah ada 24 korban yang ditemukan dan kemungkinan besar menjadi korban pelaku yang sama.

Kementerian Dalam Negeri Rusia yang tak kalah puyeng dengan misteri ini segera mengerahkan tambahan belasan detektif, dan sebuah satuan tugas baru dengan 200 personel memperkuat penyidikan yang dilakukan. Burakov dipercaya memimpin Satgas ini. Strategi pun disusun ulang. Identifikasi tersangka yang sejauh ini bisa dilakukan adalah dia berusia antara 25-30 tahun, tinggi, berfisik kuat dan punya golongan darah AB. Dia cermat dan cerdas dan kemungkinan punya kemampuan berkomunikasi yang sangat bagus sehingga mampu menjebak korbannya. Dia kemungkinan pernah dirawat karena masalah kejiwaan atau ketergantungan obat dan mungkin punya punya pengetahuan soal anatomi tubuh dan penggunaan pisau.
Mampukah polisi akhirnya menangkap tersangka yang benar?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya