SOLOPOS.COM - Lyubov Biryuk, korban pembunuhan keji yang kali pertama ditemukan di kawasan Rostov, Rusia. (http://vitaextensa.narod.ru.)

Lyubov Biryuk, korban pembunuhan keji yang kali pertama ditemukan di kawasan Rostov, Rusia. (http://vitaextensa.narod.ru.)

Kota Rostov-na-Donu atau dalam bahasa Inggris disebut Rostov-on-Don, adalah salah satu kota terbesar di Rusia. Kota berpenduduk 1,3 juta jiwa ini terletak di bagian selatan Rusia dan menjadi ibukota wilayah administratif Rostov. Tahun 1980-an, wilayah ini dicekam oleh terjadinya teror pembunuhan berantai yang misterius.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Pembunuhan ini mulai terungkap saat suatu hari seorang warga yang tengah mencari kayu bakar di sepanjang jalur hijau di tepi Sungai Don menemukan jasad manusia yang sebagian besar sudah tinggal kerangka. Sudah tak ada baju yang tertinggal di jasad yang berposisi telentang dengan kepala menoleh ke satu sisi ini. Namun masih ada sisa telinga yang menunjukkan bekas anting-anting, mengindikasikan ini jasad perempuan, ditambah sisa rambut panjang di tengkorak kepalanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemeriksaan forensik menunjukkan ini jenazah remaja. Dua tulang rusuknya patah, dan tulang-tulang yang lain menunjukkan cedera akibat tikaman pisau. Ini jelas pembunuhan, dan polisi meyakini, orang yang melakukan penyerangan hingga sedemikian keji ini adalah orang sakit jiwa.

Tapi siapakah si korban ini? Polisi menemukan adanya laporan anak hilang, Lyubov Biryuk, 13, dari Novocherkassk, sebuah kota tak jauh dari tempat itu. Anak itu sudah hilang sekitar sebulan, dan kini sang paman diundang untuk melihat jenazah yang ditemukan. Namun si paman menyebut, warna rambut keponakannya itu tak segelap rambut jenazah, dan umur jenazah itu juga diyakininya jauh lebih lama ketimbang saat sang keponakan hilang.

Mikhail Fetisov, kepala reserse kriminal wilayah Rostov kemudian memerintahkan pemeriksaan atas semua data orang hilang di wilayah itu. Dia juga meminta bantuan militer untuk menyisir hutan di sekitar sungai guna mencari petunjuk lain. Hari berikutnya, tim pencari menemukan sebuah sandal putih dan tas kuning. Sisa sidik jari dan tangan dari jenazah itu dicocokkan dengan sidik jari pada buku sekolah milik Lyubov dan ternyata cocok. Di tahun 1980-an saat itu belum ada tes DNA sehingga hanya itu perkiraan identitas paling akurat yang bisa didapat. Soal kondisi jenazah yang terlihat jauh lebih lama dari yang sebenarnya, ahli forensik meyakini itu karena udara yang cenderung panas dan banyak turun hujan sehingga mempercepat kerusakan jenazah.

Saat itu di Rusia, pembunuhan umumnya dilakukan oleh orang yang dekat dengan korban, yang mungkin karena termotivasi oleh sesuatu sebab lantas membunuh. Namun penyelidikan polisi tidak menemukan ada kerabat atau teman mendiang Lyubov yang punya motif untuk melakukan pembunuhan. Karena itu polisi kemudian mulai mencermati orang-orang yang berpotensi berlaku keji seperti orang sakit jiwa, pelaku kenakalan remaja atau mereka yang punya riwayat melakukan kekerasan seksual.

Seorang warga lokal yang kebetulan punya catatan kasus pemerkosaan sadar dia termasuk salah satu tersangka utama. Dia pun segera bunuh diri. Karena sejauh itu belum ada tersangka lain yang cukup kuat, polisi berpikir mungkin memang orang yang bunuh diri ini pelakunya.

Tapi sayangnya dugaan ini salah. Seorang lagi korban pembunuhan keji ditemukan!

Dari berbagai sumber

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya