SOLOPOS.COM - Makam di Pulau Seprapat Pati, Jawa Tengah. (Youtube)

Solopos.com, PATI — Pulau Seprapat di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, konon menjadi salah satu tempat pesugihan. Pulau kecil ini berada di kawasan Laut Jawa.

Konon dulu pulau ini terletak di tengah aliran Kali Juwana atau Sungai Silugonggo. Tapi sekarang pulau tampak menyatu dengan daratan di sebelah barat bantaran Sungai Juwana. Hal ini kemungkinan karena terjadi erosi atau pengikisan tanah oleh arus sungai sehingga terjadi penyempitan sungai, hingga bersatulah Pulau Seprapat dengan daratan. Pulau ini luasnya sekira seperempat hektare.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pulau tersebut menjadi habitat kawanan kera, karena ditumbuhi pepohonan yang tinggi menjulang. Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Jumat (25/6/2022), asal usul Pulau Seprapat berkaitan dengan kisah Dampo Awang yang meninggalkan seperempat hartanya di pulau tersebut.

Baca juga: Bupati Jepara Mantu, 71 Pasangan Nikah Gratis

Konon di dalam pulau terdapat makam Datuk Lodang yang berada di musala. Kisah misteri lainnya adalah kawanan kera di pulau itu disebut sebagai siluman.

Menurut cerita yang berkembang, kera-kera itu adalah manusia yang melakukan pesugihan di Pulau Seprapat yang kemudian meninggal di sana. Meski jasadnya telah mati, arwah mereka diyakini hidup pada dimensi lain yang menjadi budak setan pemberi kekayaan.

Baca juga: Mitos Orang Pati Dilarang Nikah dengan Orang Kudus, Ini Sebabnya

Pesugihan Pulau Seprapat

Dikutip dari laman Tourism Information Center Kabupaten Pati, dulu pada masa Kerajaan Majapahit hiduplah seseorang yang bertapa di pulau tersebut. Setelah sekian lama bertapa, dia mendapatkan pusaka sakti. Kesaktiannya adalah dapat menyembuhkan dan mengembalikan sesuatu yang telah terpisah.

Dia lantas mencoba pusaka tersebut dengan memotong ular menjadi dua bagian. Setelah itu dia meletakkan pusakanya di atas tubuh ular yang sudah terpotong tersebut. Alhasil, ular itu pun kembali utuh dan hidup seperti sedia kala.

Tiba-tiba saudaranya datang menemuinya di Pulau Seprapat. Si pertapa itu enggan diajak pulang dan menceritakan berbagai kejadian misterius yang dialaminya. Guna membuktikan kesaktiannya, dia memenggal leher sang adik, kemudian disambung lagi.

Baca juga: Asal Usul Gerbang Majapahit di Pati: Pembuktian Anak Sunan Muria

Percobaan pertama pun berhasil. Dia kemudian membuktikannya sekali lagi dengan memenggal kembali kepala sang adik. Nahas, kepala sang adik hilang.

Meratapi nasib adik terkasihnya, sang kakak kemudian menyambung badan sang adik dengan kepala kera yang banyak ditemukan di daerah tersebut. Karena pusaka itu sakti, akhirnya sang adik hidup lagi, tapi dengan kepala kera. Itulah sebabnya, Pulau Seprapat juga dikenal dengan pesugihan kera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya